KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun 2024 kepada warga kurang mampu dan buruh rokok di Kantor Kecamatan Gajahmungkur, Selasa (10/9/2024).
Penyaluran tersebut merupakan bentuk apresiasi Pemkot Semarang kepada pengusaha dan produsen rokok yang telah tertib membayar pajak rokok atau cukai, sehingga manfaatnya dapat kembali disalurkan kepada masyarakat.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya Pemkot Semarang bersama seluruh komponen perusahaan untuk berbagi kepada masyarakat.
“Meskipun nilainya mungkin tidak besar, semoga ini dapat menjadi berkah bagi penerima,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (11/9/2024).
Baca juga: Salurkan BLT DBHCHT kepada 1.500 Buruh Pabrik Rokok, Mas Dhito: Nominalnya Rp 1 Juta Per Orang
Pada 2024, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang telah menyalurkan BLT DBHCHT tahap I kepada 1.760 buruh rokok dan tahap II kepada 1.732 buruh rokok, dengan tujuan membantu meringankan kebutuhan hidup penerima manfaat.
Mbak Ita juga menyarankan warga untuk menerapkan urban farming sebagai salah satu cara pengendalian inflasi.
“Meskipun kondisi ekonomi saat ini mengalami fluktuasi terkait dengan harga bahan pokok, Alhamdulillah, inflasi di Kota Semarang tetap terkendali dengan baik dibandingkan kota-kota besar lainnya. Kami berharap kondisi ini akan terus berlanjut,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, diadakan pula kegiatan Semarang Berbagi yang bertujuan untuk membagikan sembako berbasis pemberdayaan masyarakat.
Kecamatan Gajahmungkur mendapatkan 655 paket sembako yang dibagikan ke delapan kelurahan. Sebanyak 75 paket sembako diserahkan secara simbolis di tiga kelurahan, yaitu Gajahmungkur, Lempongsari, dan Gebangsari.
“Hari ini kami mengadakan sosialisasi dan focus group discussion (FGD) mengenai DBHCHT serta Semarang Berbagi, mencakup penerima manfaat dari Kecamatan Banyumanik, Gajahmungkur, Tembalang, dan Candisari,” imbuh Mbak Ita.
“Di Kota Semarang, tidak semua bahan baku tersedia secara lokal, sehingga kita perlu melakukan kerja sama antar daerah dan mengoptimalkan lahan yang ada untuk menjaga perekonomian,” sambungnya.
Dengan adanya Semarang Berbagi, Mbak Ita berharap perekonomian kota akan lebih baik, inflasi tetap terjaga, dan masyarakat sejahtera.
Ia juga menambahkan bahwa program tersebut bertujuan meringankan kebutuhan masyarakat.
“Semoga bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Kami berharap dukungan dari semua pihak, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI)-Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), untuk mewujudkan kesejahteraan di Kota Semarang. Pemkot Semarang tidak bisa berdiri sendiri tanpa melibatkan seluruh stakeholder,” jelas Mbak Ita.