KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menegaskan, alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD) di kecamatan tidak akan disunat, tetapi dialihkan untuk memprioritaskan hal-hal yang lebih penting.
“Mohon izin, bapak dan ibu, mungkin panjenengan membaca berbagai macam kritikan yang ditujukan kepada Walkot Semarang tentang proses efisiensi yang memindahkan berbagai macam kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur,” katanya melalui siaran pers, Rabu (19/3/2025).
Dia menjelaskan, khusus untuk pendidikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang meminta agar peromohonan pembangunan sejumlah SMP baru tidak dilaksanakan pada 2025.
"Uangnya saya gunakan untuk membayar beasiswa dan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang tertunggak bagi putra-putri bapak/ibu dari keluarga ber-KTP Semarang yang kurang mampu,” lanjutnya.
Baca juga: Pemkot Semarang Alihkan Anggaran untuk Beasiswa, Walkot Agustina: Pendidikan Harus Merata
Hal tersebut Agutina sampaikan pada kegiatan Safari Ramadhan di Kecamatan Semarang Barat, Selasa (18/3/2025).
Dia menjelaskan, anggaran infrastruktur yang ada di pusat kota akan dipindahkan untuk kecamatan atau wilayah-wilayah di pinggir kota.
Agustina berupaya melobi agar pengelolaan infrastruktur di pusat kota bisa ditangani Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng maupun pemerintah pusat. Tujuannya, agar pembangunan lebih merata di seluruh wilayah Kota Semarang.
“Jadi mohon maaf jika teman-teman merasa, ‘Lho, dana daerahku dipindah’. Bukan untuk mengurangi, tetapi justru untuk menambah," ujarnya.
Dia mencontohakan, untuk bidang kesehatan, Pemkot Semarang menyiapkan dana universal healthcare (UHC) 200 kali lipat.
"Saya pastikan semua yang minta UHC akan bisa didapatkan. Jumlahnya dari 130.000 meningkat jadi 259.000 jangkauannya,” jelas Agustina.
Baca juga: Alasan Pemkot Semarang Pertimbangkan Kembali Sekolah Jadi 6 Hari
Adapun kegiatan itu turut menggelar agenda peresmian mobil jenazah dan Galeri UMKM Kecamatan Semarang Barat.
Camat Semarang Barat Elly Asmara menyatakan, pelayanan mobil jenazah gratis untuk warga Kecamatan Semarang Barat masuk dalam program prioritas 100 hari kerja, yaitu Semarang Inklusif.
Sementara itu, lanjutnya, Galeri UMKM adalah salah satu wujud komitmen Kecamatan Semarang Barat untuk memajukan UMKM.
“Jadi, apabila bingung ada warga yang meninggal (di Kecamatan Semarang Barat) bisa menghubungi call center kecamatan, langsung dilayani gratis. Pengantaran dari rumah duka ke makam," katanya.
Sementara itu, untuk Galeri UMKM, ada sekitar 50 tenant yang menitipkan produknya di galeri, mulai dari makanan, minuman, hingga kerajinan.
Baca juga: Peduli Hak Penyandang Disabilitas, Pemkot Semarang Mulai Pembangunan Rumah Inspirasi