KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti bersama Wakil Wali Kota (Wawalkot) Semarang Iswar Aminuddin menghadiri acara peletakkan batu pertama pembangunan Rumah Inspirasi di Kantor Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jumat (14/3/2025).
Rumah Inspirasi merupakan komitmen Agustina-Iswar untuk mewujudkan Semarang sebagai kota inklusif, khususnya bagi penyandang disabilitas.
Agustina mengatakan, Rumah Inspirasi bukan soal bangunan berukuran 6x15 meter (m), tetapi tentang tempat tinggal berpenghuni, penuh kehangatan, kedamaian, dan bergotong royong untuk membantu serta mendukung teman-teman disabilitas dapat maju bersama.
"Jadi yang kami buat itu home bukan house," kata Agustina melalui siaran persnya, Jumat.
Ia menjelaskan, Kecamatan Mijen dipilih sebagai pilot project program tersebut karena dekat dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mijen.
Baca juga: Pemkot Semarang Gratiskan Warga Pinjam Ruang Kelurahan dan Kecamatan, Ini Syaratnya
Agustina berharap, Rumah Inspirasi dapat memudahkan penyandang disabilitas untuk mendapatkan layanan kesehatan, baik fisik maupun mental.
"Rumah ini juga diharapkan memacu Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk membangun dan memperkuat RSUD Mijen menjadi rumah sakit yang besar, lengkap, dan modern," jelasnya.
Dia menyatakan, Pemkot Semarang telah membuat skema program Rumah Inspirasi yang menekankan pada aspek pendidikan, kreativitas, pemberian motivasi, dan pelatihan bagi penyandang disabilitas yang terintegrasi dengan layanan kesehatan.
Nantinya, akan ada ruangan-ruangan pembelajaran khusus untuk anak-anak inklusi yang tidak bisa melanjutkan pendidikan di sekolah umum.
"Selain itu, ada kegiatan yang bisa meningkatkan kreativitas, kapasitas, dan kapabilitas mereka sesuai dengan passion masing-masing, serta layanan kesehatan fisik dan mental," imbuhnya.
Baca juga: Pemkot Semarang Mulai Betonisasi Jalan Bergelombang di Shelter BRT Jalan Pemuda
Setelah meletakkan batu pertama, Agustina mengungkapkan rasa suka citanya atas keberhasilan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang dan Kecamatan Mijen dalam mengomunikasikan Rumah Inspirasi kepada sejumlah pihak.
"Salah satunya adalah Himpunan Psikologi Indonesia (HIMSI) Kota Semarang, Himpunan Masyarakat Inklusi, hingga para orangtua yang memiliki putra-putri disabilitas," ucapnya.
Bahkan, dalam beberapa hari kepemimpinan Agustina, Kota Semarang menerima penghargaan sebagai Kota Pionir Pembangunan Inklusi Sosial dari Setara Institute dengan skor tertinggi, yakni 3,6.
Capaian itu membuat Kota Semarang sejajar dengan Kota Bandung, Kota Denpasar, Kota Padang, dan Jakarta Selatan.
"Kami mohon dukungannya untuk Rumah Inspirasi karena kami tidak bisa menjalankan ini sendirian. Mudah-mudahan ini menjadi jawaban masyarakat atas harapan mewujudkan Kota Semarang yang sudah hebat makin hebat lagi," harapnya.
Di samping Rumah Inspirasi, Agustina mengatakan, Kota Semarang telah memiliki sejumlah inovasi bangunan yang mengedepankan pelayanan, perlindungan, dan pemberdayaan perempuan, anak, dan disabilitas.
"Contohnya, seperti Rumah Duta Revolusi Mental, Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga Semar), Unit Pelayanan Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak, Rumah Disabilitas 'Semar Cakep', dan Rumah Layanan Autis," paparnya.
Namun, sebut Agustina, berbagai layanan tersebut masih berada di Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Pedurungan. Sementara itu, 14 kecamatan lainnya belum memiliki fasilitas serupa.
Oleh karenanya, Agustina ingin membangun fasilitas layanan yang mengintegrasikan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial dalam rangka menciptakan masyarakat yang adil dan setara.
"Kecamatan Semarang Barat, (Kecamatan) Pedurungan, dan 14 kecamatan lainnya nanti kami bangun Rumah Inspirasi secara bertahap selama lima tahun ke depan," ujarnya.