KOMPAS.com – Wali Kota (Walkot) Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan, pihaknya akan terus berupaya mengendalikan harga dan memastikan ketersediaan stok pangan hingga bulan depan.
"Insyaallah stok cukup sampai bulan depan. Kami akan terus memantau agar distribusi merata dan tidak menumpuk di satu titik," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (11/3/2025).
Agustina menyampaikan hal tersebut saat mendampingi Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono dan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Wagub Jateng) Taj Yasin dalam Operasi Pasar Bahan Pangan Pokok di Kantor Pos Johar, Semarang, Senin (10/3/2025).
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian ( Kementan) menggelar operasi pasar guna menjaga kestabilan harga dan memastikan ketersediaan bahan pokok selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2025.
Operasi pasar tersebut diinisiasi PT Pos Indonesia (Persero) dengan menghadirkan 1.050 gerai di berbagai daerah, termasuk 22 gerai di Kota Semarang.
Baca juga: Cegah Lonjakan Harga Jakarta, Pramono Lepas Armada Pasar Murah ke 296 Titik
Agustina optimistis langkah tersebut efektif dalam menekan lonjakan harga di pasaran.
"Salah satu cara mengendalikan harga adalah dengan memotong rantai distribusi, seperti membuka gerai di kantor pos. Di Kota Semarang terdapat 22 gerai Agri Pos," jelasnya.
Agustina juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan agar harga tetap stabil.
"Warga tidak perlu menimbun bahan pokok. Belilah sesuai kebutuhan sehari-hari. Jika ada uang lebih, ya, ditabung atau digunakan untuk kebutuhan lain," tuturnya.
Wamentan Sudaryono menegaskan, operasi pasar tersebut merupakan bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam mengatasi lonjakan harga bahan pokok.
Baca juga: Pemerintah Buka Gerai Agri Pos di 22 Kantor Pos Semarang, Begini Syarat Dapat Sembako Murah
"Hingga kini, dari total 4.800 cabang kantor pos di seluruh Indonesia, sudah dibuka 1.050 titik gerai untuk operasi pasar," ujarnya.
Sudaryono juga mengungkapkan, harga beberapa komoditas pangan masih melebihi harga eceran tertinggi (HET).
Ia mencontohkan, beras medium yang seharusnya Rp 12.500 per kilogram (kg) masih dijual lebih mahal. Begitu pula minyak goreng MinyaKita yang seharusnya Rp 15.700 per liter, tetapi masih ditemukan di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 17.000 per liter.
"Oleh karena itu, kami mendayagunakan 4.800 cabang kantor pos untuk menjadi gerai sembako dengan harga lebih terjangkau. Misalnya, di gerai kantor pos, beras dijual Rp 12.000 per kg dan minyak goreng MinyaKita Rp 14.700 per liter, lebih murah dari HET," jelasnya.
Direktur Utama Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menambahkan, gerai Agri Pos menyediakan bahan pokok dengan pembatasan pembelian.
Baca juga: Fahira Idris Sarankan 4 Langkah Cegah Lonjakan Harga Bahan Pokok Selama Ramadhan
"Satu KTP hanya bisa membeli maksimal 2 kg gula, 2 liter minyak goreng, dan 10 kg beras," ujarnya saat mendampingi wamentan.
Ia juga menyebutkan, terdapat 1.050 gerai Agri Pos di seluruh Indonesia, termasuk 265 gerai di Jawa Tengah dan DIY, serta 22 gerai di Kota Semarang.
Pos Indonesia bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Bulog, ID Food, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN, untuk memastikan pasokan pangan dengan harga terjangkau.