KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menginstruksikan jajarannya untuk mengupayakan tindak pencegahan kasus bullying atau perundungan yang saat ini sedang ramai di media sosial (medsos).
Kasus bullying di Kota Semarang muncul salah satunya karena video viral yang memperlihatkan seorang bocah di Sambiroto, Kota Semarang, dipukul dan ditendang di bagian kepala oleh dua orang temannya.
Berangkat dari kasus itu, walkot yang akrab disapa Mbak Ita tersebut meminta Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), serta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) mengaktifkan kembali program pencegahan bullying “Rumah Duta Revolusi Mental” (RDRM).
"Kan kita punya Rumah Duta Revolusi Mental. UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak bisa melakukan kegiatan sosialisasi terkait bullying seperti dulu. Mungkin bisa dilaksanakan di Simpang Lima maupun car free day,” ujarnya dalam pernyataan tertulis, yang Kompas.com terima Selasa (10/9/2024).
Baca juga: Belajar dari Kasus Perundungan PPDS Undip, Ketahui 4 Jenis Bullying
Selain upaya tersebut, kata Mbak Ita, diperlukan juga kerja sama antara orangtua dan anak, serta perlindungan dari pemangku kepentingan terkait, seperti guru bimbingan konseling (BK), Dinas Pendidikan, UPTD, DP3A, hingga rukun tetangga/rukun warga (RT/RW) setempat untuk pelaporan kasus perundungan.
“Selain melalui Rumah Duta Revolusi Mental, kita perlu (pula) menggalakkan sosialisasi lagi di lingkungan RT/RW, karena sebenarnya sudah ada hotline-nya sehingga laporan terkait bullying akan terjaga kerahasiaan kasusnya. Kami juga mengapresiasi korban dan orang tua yang telah berani melaporkan kasus perundungan yang terjadi,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Mbak Ita turut menyoroti pengaruh dari konten negatif dari penggunaan gadget dalam memengaruhi perilaku anak. Menurutnya, kasus bullying dapat dicegah dengan pembatasan penggunaan gadget.
“Tentu diperlukan upaya-upaya agar anak-anak ini dibatasi untuk melihat gadget. Orang tua juga perlu untuk membatasi, karena anak-anak dengan mudah meniru perilaku yang mereka lihat di internet,” kata Mbak Ita.
Baca juga: Orangtua Wajib Tahu, Ini Tanda-tanda Anak Mengalami Bullying
Sebagai tambahan informasi, kasus perundungan yang terjadi belum lama ini di Semarang melibatkan siswa sekolah dasar (SD) yang menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh siswa sekolah menengah pertama (SMP) di kawasan Sambiroto, Tembalang, Kota Semarang.
Tak hanya itu, kasus perundungan lainnya juga melibatkan siswa sekolah menengah atas (SMA) yang melakukan aksi bullying terhadap anak taman kanak-kanak (TK) serta SD di Kelurahan Pekunden.