KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menerima bantuan sebesar Rp 3,1 triliun untuk membangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat ( SPALD-T) melalui pendekatan Citywide Inclusive Sanitation Project (CISP).
Anggaran tersebut diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui dana Loan Asian Development Bank (ADB) dan diterima oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah di Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Di tempat terpisah, Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pemerintah pusat memberikan dukungan luar biasa bagi Pemkot Semarang untuk mengentaskan kemiskinan.
"Banyak bantuan dari pemerintah pusat. Hari ini ada Kementerian PUPR launching SPALD-T di Jakarta untuk mengurangi kemiskinan dan stunting. Pengolahan limbah ini punya sanitasi yang menjadi indikator penurunan kemiskinan dan stunting," ucapnya lewat siaran persnya, Jumat.
Baca juga: Penggeledahan KPK di Pemkot Semarang Pengaruhi Peta Politik PDI-P
Wanita yang akrab disapa Mbak Ita itu mengatakan, SPALD-T di Kota Semarang bertujuan meningkatkan akses sanitasi aman lewat penyediaan infrastruktur yang baik.
"Sistem yang dilakukan adalah dengan mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara kolektif ke sub-sistem pengolahan terpusat. Kapasitas SPALD-T ini adalah 100.000 meter kubik (m3) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) 250 m3 di Kelurahan Banjardowo, Kecamatan Genuk," jelasnya.
Adapun pembangunan SPALD-T skala perkotaan dengan pendekatan CISP akan dilaksanakan di tiga kota percontohan, yakni Kota Semarang, Kota Pontianak, dan Kota Mataram.
Kota Semarang mendapat alokasi dana terbesar, yakni 3,1 triliun. Sementara itu, Kota Pontianak menerima Rp 1,5 triliun dan Kota Mataram Rp 1 triliun.
"Alokasi Rp 3,1 triliun dari ADB itu untuk tujuh paket pekerjaan SPALD-T yang akan dirampungkan sekitar 2030. Namun, Kementerian PUPR berkomitmen agar bisa selesai pada 2029," ucap Mbak Ita.