KOMPAS.com- Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu melakukan pengecekan di sejumlah titik banjir akibat hujan deras di Bangetayu Kulon dan Muktiharjo Lor, Selasa (28/11/2023).
Wanita yang akrab disapa Mbak Ita mengatakan, banjir di kedua wilayah tersebut diakibatkan oleh pompa yang tidak beroperasi secara maksimal karena tertimbun sampah. Kondisi ini juga terjadi karena alasan nonteknis yang memerlukan penanganan lintas sektor.
"Kami sudah melalukan pemantauan, ternyata rumah pompa di Kali Tenggang yang beroperasi hanya tiga, selebihnya sudah rusak. Saya sudah bicarakan dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)," kata Mbak Ita dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.
Mbak Ita menyampaikan, pihaknya sudah berkordinasi dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan Direktur Jenderal (Dirjen) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menindaklanjuti masalah tersebut.
Baca juga: Upaya Pemkot Semarang Antisipasi Banjir, Keruk Sedimen hingga Siapkan 11 Pompa
Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah mendatangkan satu mobil pompa dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB), 2 mobil pompa dari Dinas Pekerjaan Umum (PU), dan 2 mobil pompa dari BBWS untuk menyedot genangan di Jalan Kaligawe.
Sebagai informasi, rumah pompa Kali Sringin dan Kali Tenggang adalah rumah pompa yang berfungsi untuk menyedot air di wilayah Kecamatan Genuk.
Mbak Ita menyebut, pengerukan telah dilakukan melalui beberapa tahap dengan menggunakan 1 truk sampah.
"Ada banyak jenis sampah yang terbawa arus sungai. Diperlukan kesadaran bersama untuk tidak membuang sampah sembarangan," tegasnya.
Baca juga: Program Pangeran Diponegoro dari Pemkot Semarang Raih Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2023
Lebih lanjut, Mbak Ita mengimbau lurah dan camat untuk melakukan pengecekan terhadap penyambungan jalan masuk (PJM) yang sering mengalami penumpukan sampah dan menyebabkan terjadinya saluran macet.
Pemkot Semarang, sebut dia, juga mengajak seluruh warga untuk melakukan penggalian saluran. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang akan menyiapkan truk untuk mengangkut sedimen.
"Saya sudah meminta teman-teman PU untuk segera membongkar jembatan. Pembongkaran ini penting untuk menjadi bottle neck di Nogososro ini," tutur Mbak Ita.
Upaya pencegahan banjir tersebut telah dilakukan jauh-jauh hari sebelum datangnya musim hujan, seperti pengerukan sedimen dan perbaikan saluran.
Baca juga: Pemkot Semarang Siapkan Upaya Antisipasi agar Pemilu 2024 Berlangsung Kondusif
"Banyak kendala dan tantangan nonteknis. Ini adalah tanggung jawab bersama, sehingga kami upayakan semaksimal mungkin," tambahnya.
Salah satu kendala terjadi pada Muktiharjo Lor yang salurannya tertutup enceng gondok dan sulit dibersihkan karena bersisian dengan rel kereta api. Selain itu, Kaligawe yang tidak bisa digali karena terdapat pipa gas di dalamnya.
"Semalam curah hujannya sangat tinggi. Genangan ini hanya terjadi di Kali Tenggang dan Sringin, wayah lain sudah dicek dan tidak terjadi genangan," kata Mbak Ita.
Mbak Ita menilai, wilayah yang banyak tergenang merupakan jalan utama, seperti di Kelurahan Muktiharjo dan Gebangsari.
Adapun terkait laporan banjir di pemukiman warga, Walkot telah meminta Dinas Sosial untuk mengirimkan sembako dan makanan untuk membantu para warga.
Baca juga: Banjir Kaligawe-Genuk, Pemkot Semarang Kerahkan Pompa Mobile agar Air Surut
"Semalam ada laporan beberapa rumah terkena banjir, tapi memang tidak banyak, sehingga saya utamakan penyelesaian di jalan utama. Namun, kami sudah kirim bantuan sosial kepada warga yang rumahnya terkena banjir, semoga bermanfaat," jelasnya.