KOMPAS.com - Kota Semarang terpilih sebagai kota percontohan atau pilot city dalam program Smart Water Cities yang digelar oleh International Water Resources Association (IWRA), Korea Water Resources Corporation (K-water), dan Asia Water Council (AWC).
Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, keikutsertaan kotanya dalam Smart Water Cities Project merupakan suatu kehormatan sekaligus kebanggaan.
Pasalnya, Kota Semarang berhasil menyisihkan 24 kota lain dari berbagai negara di dunia yang mengikuti program tersebut.
“Alhamdulillah, kita beberapa waktu lalu mendapat surat dari Smart Water Cities Project’s Steering Committee yang mengabarkan bahwa Kota Semarang lolos dan dipilih untuk menjadi pilot city,” tutur wanita yang akrab disapa Ita itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (5/7/2023).
Ia mengungkapkan, AWC telah mengundang pihaknya untuk melakukan penandatanganan letter of intent (LoI) Smart Water Cities Pilot Evaluation dan menghadiri kongres air dunia di Songsan, Korea Selatan.
Baca juga: Gandeng K-Lab, Hanwha Life Tawarkan Layanan Kesehatan dari Korea
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, kata dia, mendapatkan banyak keuntungan dari penandatanganan LoI tersebut.
“(Salah satunya) Kota Semarang dapat mengikuti diskusi dan transfer pengetahuan mengenai kegiatan, tata kelola, dan proyek air,” imbuh Mbak Ita.
Ia menegaskan bahwa keikutsertaan Kota Semarang dalam Smart Water Cities Project menunjukkan komitmen dan keseriusan pihaknya untuk bekerja sama dengan berbagai pihak.
Utamanya, kata dia, kerja sama dalam mengembangkan tata kelola air di perkotaan, termasuk dengan organisasi internasional.
Adapun latar belakang Smart Water Cities Project adalah untuk meningkatkan efisiensi sistem pasokan air dalam pencapaian target tingkat pelayanan air minum.
Baca juga: Kurang Pasokan Air dan Pupuk Mahal, Petani di Pantura Tegal Hanya Panen Setahun Sekali
“Tujuan utama proyek ini adalah mengenalkan Smart Water Management System, memperbaiki sarana dan prasarana (sarpras) dari kondisi eksisting air baku dan kualitas manajemen air, serta efisiensi operasional dan pemeliharaan jaringan air minum,” ucap wali kota perempuan pertama di Semarang tersebut.
Lebih lanjut, Mbak Ita menjelaskan, Smart Water Cities Project memiliki beberapa konsep dasar, yaitu sebagai sistem pendistribusian air, pelayanan pelanggan, dan penguatan sistem dasar (kualitas dan kuantitas).
Konsep dasar Smart Water Cities Project juga termasuk mengelola tingkat kehilangan air melalui infrastruktur untuk manajemen air tak berekening atau Non Revenue Water (NRW) Management.
Baca juga: 256 Calon Investor Tertarik Investasi di IKN, Sektor Infrastruktur dan Energi Paling Diminati
Manajemen air tak berekening terdiri dari pengadaan district metered area (DMA), real time monitoring and control system, network analysis and condition assessment.
“Kami mohon doa restu dari semua. Semoga proyek ini nantinya dapat berjalan lancar dari penandatanganan hingga implementasi di lapangan, sehingga meningkatkan kualitas dan pelayanan pengelolaan air bagi seluruh masyarakat Kota Semarang,” ucap Mbak Ita.
Sementara itu, Direktur Eksekutif IWRA Callum Clench mengaku terkesan dengan aplikasi mendetail dan ketelitian Kota Semarang dalam proses seleksi pilot city.
Menurutnya, hal tersebut menunjukkan kesiapan dan antusiasme Kota Semarang untuk bergabung dalam Smart Water Cities Project.
Baca juga: Ombudsman Jateng Terima 46 Laporan Dugaan Maladministrasi PPDB, Paling dari Kota Semarang
“Komite terkesan dengan aplikasi yang mendetail, yang secara jelas menunjukkan komitmen dan kemampuan Pemkot Semarang dalam pengelolaan sumber daya air di wilayahnya. Kami sangat bersemangat untuk memulai perjalanan kolaboratif ini bersama-sama,” kata Callum.