KOMPAS.com - Wali Kota Semarang (Walkot) Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa fasilitasi serba gratis menjadi kunci penanganan kemiskinan ekstrem di wilayahnya.
Fasilitasi tersebut, kata dia, mencakup program-program di berbagai bidang, mulai dari kesehatan, pendidikan, pekerjaan, maupun kematian.
“Sekumpulan program ini memungkinkan masyarakat untuk menerima pelayanan gratis sejak masih dalam kandungan, lahir ke dunia, hingga meninggal di Kota Semarang,” ujar wanita yang akrab disapa Mbak Ita itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (7/6/2023).
Pernyataan tersebut, ia sampaikan saat menjadi narasumber dari lima kepala daerah yang didapuk pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) III di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (6/6/2023).
Baca juga: Mengenal Apa Itu Kemiskinan Struktural dan Bisakah Diatasi?
Mbak Ita menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan ekstrem di Kota Semarang sebesar 0,04 persen dan ditargetkan menjadi 0 persen pada 2024.
Sementara itu, kata dia, persentase angka kemiskinan secara umum 4,25 persen.
“Angka (kemiskinan) ini terus menurun sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Semarang,” imbuh wali kota perempuan pertama di ibu kota Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tersebut.
Lebih lanjut, Mbak Ita mengatakan, angka pengangguran terbuka di Kota Semarang pada 2022 sebesar 7,6 persen.
Ia mengungkapkan, tingginya angka pengangguran terbuka tersebut karena karakteristik orang-orang metropolitan.
Baca juga: Lokasi Met Gala, Ketahui 5 Fakta The Metropolitan Museum of Arts
“(Upaya) yang kami lakukan guna menyiasati hal ini adalah memberikan ruang kepada anak-anak muda untuk menjadi entrepreneur, sehingga kami targetkan di tahun 2023 ini (pengangguran terbuka) ada di angka 4 persen,” jelas Mbak Ita.
Selain itu, ia juga selalu menerapkan sinergitas lintas sektor agar program-program yang dijalankan lebih efektif dan optimal.
“Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang ini di angka 84,2 dan naik terus karena semua berkolaborasi dan bergotong-royong,” ucap Mbak Ita.
Oleh karenanya, ia mendorong ASN untuk bersama-sama meningkatkan IPM Kota Semarang.
Baca juga: Di Bawah Kepemimpinan Herman Deru, IPM Sumsel Meningkat Pesat Jadi 70,90 pada 2022
Pasalnya, kata Mbak Ita, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tidak bisa berdiri sendiri mengandalkan APBD.
“Ini adalah gotong-royong dari pusat, dari provinsi, maupun kota serta stakeholder. Semua mendukung Kota Semarang. Mudah-mudahan ini semua menjadi berkah,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Rakernas PDI-P III kali ini mengangkat tema 'Fakir Miskin dan Anak Telantar Dipelihara oleh Negara' yang digelar selama tiga hari pada 6 Juni 2023 sampai 8 Juni 2023.
Rakernas PDI-P III juga menjadi momentum memperingati kelahiran Presiden Pertama RI, yaitu Insinyur (Ir) Soekarno pada 6 Juni 1901.