KOMPAS.com – Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak masyarakat mengenal kembali kebudayaan-kebudayaan asli Kota Semarang.
Hal tersebut dilakukannya dengan mengenalkan kembali Nasi Glewo khas Kota Semarang dan mengajak masyarakat untuk berjoget bersama dengan gerak tarian khas Kota Semarang.
“Hal ini bagaimana menggali kembali kuliner namanya Nasi Glewo. Nasi Glewo sebenarnya asli dari Kota Semarang tetapi tidak banyak orang tahu,” ungkap Walkot yang akrab disapa Mbak Ita dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-476 Kota Semarang di Balai Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (5/2/2023).
Acara HUT ke-476 Kota Semarang itu pun disambut antusias oleh 11.476 orang yang ikut berjoget bersama di sepanjang Jalan Pemuda, depan Balai Kota Semarang.
Baca juga: Sejarah Hari Jadi Kota Semarang yang Diperingati Tiap Tanggal 2 Mei
“Kemudian juga tarian, jadi bagaimana kami mengajak seluruh masyarakat dengan kekompakan bersama dengan Joget Semarangan,” ucapnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Pada kesempatan itu, Mbak Ita juga kembali mengingatkan masyarakat mengenai harapan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) terkait cashless society.
“Harapan Pak Presiden mengenai cashless society, adanya kartu kredit tapi non-mastercard atau non-visa, jadi kartu kredit dalam negeri,” katanya.
Dia menyebutkan, harapan presiden juga sejalan dengan keinginan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk mengedepankan program smart city atau digitalisasi.
Walkot perempuan pertama di Kota Semarang itu menyampaikan, Bank Jateng dan Bank Bank Nasional Indonesia (BNI) sudah merealisasikan harapan Presiden Jokowi tersebut.
Realisasi tersebut, kata Mbak Ita, diwujudkan melalui kerja sama antara Bank Jateng dan Bank BNI dengan mengeluarkan Kartu Kredit Pemerintah Domestik (KKPD), kartu kredit pegawai, dan ID card tap cash.
“Dengan begitu, kami banyak melakukan langkah-langkah terkait dengan smart city dan digitalisasi. Diharapkan juga, hari ulang tahun ini akan menjadi satu lompatan besar,” ujarnya.
Meski peringatan HUT Kota Semarang berlangsung meriah, Mbak Ita tidak menampik bahwa masih ada beberapa pekerjaan rumah (PR) di Kota Semarang yang harus segera diselesaikan.
Dia menyebutkan, beberapa PR utama Kota Semarang saat ini adalah infrastruktur terkait banjir serta ketimpangan ekonomi dan pengguran terbuka.
“Kita tahu, ada beberapa tempat terjadi bencana banjir. Kalau tidak segera ditangani akan semakin besar. Ini menjadi satu PR bagi kami. Kemudian juga masalah stunting, kemiskinan, dan yang paling penting adalah tingkat pengangguran terbuka,” katanya.
Baca juga: Cuaca di Semarang Semakin Panas, Warga: Kalau Siang Keluar, Kepala Terasa Mendidih
Terkait beberapa masalah itu, Mbak Ita mengatakan, masalah kemiskinan dan stunting di Kota Semarang sudah mengalami penurunan. Kemudian, Kota Semarang masuk 10 besar terendah di Indonesia untuk masalah inflasi.
“Namun, yang menjadi PR dari Kota Semarang selain masalah infrastruktur banjir, yang kedua adalah mengenai ketimpangan dan juga pengangguran terbuka,” terangnya.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Bupati Grobogan, Bupati Semarang, Bupati Demak, Penjabat Walkot (Pj) Salatiga, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Kendal.
Kedatangan pejabat daerah tersebut merupakan langkah konkret dari kerja sama infrastruktur, pariwisata, dan lainnya yang tengah dijalin.
Kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan pembangunan regional sehingga dapat saling melengkapi antara kabupaten atau pun kota sekitar.