SEMARANG, KOMPAS.com - Berdasarkan data Stasiun Klimatologi Semarang, suhu udara di Kota Semarang mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat pada 2011 rata-rata suhu udara di kota itu berkisar pada 27,7 derajat celsius.
Angka tersebut terus meningkat. Setidaknya hingga 2016 rata-rata suhu di Kota Semarang menyentuh kisaran 28,3 derajat celsius. Adapun peningkatan suhu tersebut merupakan dampak pemanasan global, yang menurut Organisasi Meterologi Dunia (WMO) telah meningkatkan rata-rata suhu bumi sebesar 1,1 derajat celsius setiap tahunnya.
Kenaikan suhu di Kota Semarang itu mendapat perhatian khusus Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Wali kota yang akrab disapa Hendi tersebut mengatakan saat ini sedang menyusun rencana strategis berupa proyek Semarang Cooling Plan.
Dia menargetkan proyek tersebut bisa menurunkan suhu Kota Semarang agar tidak mengganggu aktifitas masyarakat. Ada tiga substansi yang akan dikerjakan dalam proyek ini.
"Yaitu pembangunan Semarang Cooling System, gerakan penghijauan di ruang publik, dan gerakan penghijauan di permukiman. Nantinya, berdasarkan pemetaan jalan, jalur pedestrian, dan ruang-ruang rencananya akan dipasang Mist Fan atau kipas kabut yang terintegrasi sebagai sebuah cooling system," jelas Hendi, Senin (8/10/2018).
Selain itu, lanjut Hendi, pemetaan wilayah tersebut nantinya juga akan digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan penghijauan di ruang publik.
"Misalnya dengan membuat taman atau jalur bunga yang lebih masif," kata wali kota yang juga politisi PDI-Perjuangan ini.
Hendi meyakinkan bahwa Pemerintah Kota Semarang serius dalam mengatasi kenaikan suhu di kota ini. Hal itu setidaknya bisa tergambar dalam realisasi pembangunan 50 taman baru di dalam kurun waktu 2017 dan 2018.
"Pada 2017 sudah ada 15 taman yang kita bangun, dan tahun ini kami tingkatkan jadi sekitar 35 taman," ucap Hendi.
Selain itu, terkait peningkatan penghijauan di area permukiman, Hendi menegaskan akan terus mendorong masyarakat Kota Semarang untuk terus bergerak melakukan penghijauan di lingkungan masing-masing.
Dorongan tersebut salah satunya ditunjukkan Hendi dengan hadir pada kegiatan pemecahan rekor Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) oleh 822 siswa SMP Negeri 37 Semarang, yang melukis 2018 kaleng cat bekas untuk nantinya digunakan sebagai media tanam, Sabtu (6/10/2018).
Pada kesempatan tersebut Hendi mengapresiasi kepedulian para pelajar SMP Negeri 37 Semarang.
"Saya rasa ini juga dampak positif dari dilantiknya Pak Gunawan sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang. Dia sebelumnya Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang," ujar Hendi.