KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menggelar perhelatan Wonogiren Batik Carnival (WBC) di Alun-Alun Giri Krida Bhakti Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (15/10/2023).
WBC adalah parade kostum batik yang diadakan untuk memperingati Hari Batik Nasional. Kegiatan ini diikuti oleh 98 peserta dari berbagai instansi lingkup Pemkab Wonogiri dan instansi lain seperti perbankan.
Parade WBC sendiri dimulai dari Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri dengan dilanjutkan ke Jalan Kartini hingga Jalan Pemuda atau Bundaran Patung Bung Karno.
Baca juga: Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi
Saat berada di Bundaran Patung Bung Karno, para peserta pun langsung dinilai untuk menentukan juara kostum terbaik.
Selain parade kostum batik, WBC juga menampilkan bazar makanan tradisional, kopi, serta produk kerajinan tangan dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Wonogiri.
Setidaknya, terdapat 50 stan dari 76 pelaku UMKM yang terdiri atas 15 stan kopi, 10 stan batik, dan kerajinan tangan.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo atau akrab disapa Jekek mengatakan, WBC diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi sekaligus memberikan multiplier effect bagi warga Kabupaten Wonogiri.
“Ini bagian dari Hari Batik Nasional yang kami kolaborasikan dengan UMKM. Dua momentum ini dijadikan satu visualisasi festival batik. Tujuannya, untuk menjaga optimisme. Kalau dikelola profesional, perspektif batiknya ini punya prospek strategis sehingga akan memberikan multiplier effect,” ujar Jekek dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu.
Baca juga: Kendalikan Angka Kemiskinan, Bupati Wonogiri Pangkas Ribuan Program yang Kurang Bermanfaat
Efek tersebut, lanjut Jekek, bisa dimanfaatkan oleh Pemkab Wonogiri untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, menekan inflasi, membangun optimisme agar terjadi relasi sosial yang baik, serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Menurut Jekek, prospek tersebut penting untuk diwujudkan karena keberadaan batik Wonogiri kini mampu bersaing dengan batik dari daerah lain.
Hal itu tersebukti dari omzet penjualan batik Wonogiri yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Ketenaran batik Wonogiri disebutkan Jekek tak lepas dari upaya berbagai pihak yang kerap mengikutkan batik tersebut pada sejumlah acara pameran.
Selain itu, adanya beberapa kecamatan di Wonogiri, seperti Selogiri dan Ngadirojo yang gencar memberikan pelatihan kepada warga untuk membatik juga membuat peredaran batik dari wilayah tersebut semakin banyak.
“Faktanya, omzet batik Wonogiri naik signifikan dibandingkan lima tahun yang lalu. Itu terjadi karena batik Wonogiri sering diikutkan pameran batik sehingga sekarang peningkatan omzet batik di Wonogiri luar biasa,” tutur Jekek.
Baca juga: Bupati Wonogiri Ajak Masyarakat Adopsi Visi Tiji Tibeh
Jekek menambahkan, batik Wonogiri memiliki kekhasan warna yang kalem dan lembut. Hal ini terinspirasi dari kondisi geografis di Kabupaten Wonogiri yang tandus.
“Warna batik Wonogiri relatif coklat karena merepresentasikan warna tanah Kabupaten Wonogiri yang tandus. Jadi, warnanya lebih coklat dan bukan warna yang nendang. Itu warna yang senapas dengan geografis Wonogiri,” ucap Jekek.
Untuk gelaran WBC selanjutnya, Pemkab Wonogiri akan menggelar parade WBC pada malam hari. Tepatnya, saat acara pergantian malam tahun baru di Alun-Alun Giri Krida Bhakti Wonogiri.
Baca juga: Digadang sebagai Calon Gubernur Jateng 2024, Ini Kata Bupati Wonogiri
“Ke depan, kami akan gelar batik night carnival yang menjadi rangkaian acara pergantian malam tahun baru. Kalau siang-siang kayak tadi terlalu panas. Nanti, tidak hanya batik Wonogiri yang ditampilkan, tetapi juga dari daerah lain,” jelas Jekek.
Sebagai informasi, selain Jekek, kegiatan WBC dihadiri oleh Wakil Bupati Wonogiri Setyo Sukarno, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sriyono, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Wonogiri Verawati Joko Sutopo, dan Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Wonogiri.