KOMPAS.com - Jelang peringatan Hari Jadi ke-282 Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng), Bupati Wonogiri Joko Sutopo menggelar apel 1.000 relawan bencana di lapangan Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (6/5/2023).
Bupati yang akrab disapa Jekek itu mengatakan, apel 1.000 relawan tersebut merupakan bagian dari kesiapsiagaan para relawan membaktikan diri dalam penanganan bencana alam di wilayah Kabupaten Wonogiri.
“Apel kali ini kami maknai sebagai bentuk nyawiji atau menyatunya segenap elemen masyarakat, serta menunjukkan bagaimana migunani atau manfaat luhur segenap unsur relawan dengan tulus ikhlas membaktikan diri dalam penanganan bencana di seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri,” ujar Bupati Jekek dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (6/5/2023).
Baca juga: Peringati HUT Ke-282, Pemkab Wonogiri Gelar Konser Noah Gratis
Dia pun mengungkapkan bahwa seribu relawan tersebut patut diapresiasi. Hal ini bukan tanpa alasan. Menurut Jekek, relawan berperan penting dalam penanganan di garda terdepan guna meminimalkan risiko bencana di Kabupaten Wonogiri.
Terlebih, Kabupaten Wonogiri berada di wilayah dengan potensi kebencanaan tinggi.
“Kehadiran institusi bidang kebencanaan yang menempatkan para relawan bencana sebagai unsur utama, menjadi penyejuk di tengah upaya untuk terus membangun kepedulian dan kebersamaan,” kata Jekek.
Meski begitu, lanjut dia, dalam konteks pengurangan potensi kebencanaan, hal terpenting adalah bagaimana mengajarkan kepada setiap warga memahami kondisi riil.
Baca juga: Peringati Hardiknas 2023, Bupati Jekek Sebut Sektor Pendidikan Jadi Poros Utama Tingkatkan SDM
Hal itu dinilai penting guna memunculkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi melakukan langkah dan tindakan preventif (pencegahan) bencana.
Jekek juga mendorong seluruh pihak untuk belajar dari negara-negara lain yang berhasil berdamai dan bersahabat dengan kondisi alam.
“Salah satu caranya, yakni mematuhi apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan di wilayah rawan bencana. Kemudian, menerapkannya dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kepada anak-anak sejak usia dini,” tutur Jekek.
Ia pun tak menampik bahwa bencana dapat berwujud apa saja, terjadi kapan saja, dan di mana saja.
Dengan begitu, sikap waspada dan siaga harus diterapkan guna memitigasi bencana yang dapat timbul sewaktu-waktu.
Jekek memaparkan rentetan peristiwa bencana alam sepanjang 2022 di Kabupaten Wonogiri.
Berdasarkan pantauannya, tercatat terdapat 70 kejadian bencana di Kabupaten Wonogiri. Rinciannya, tanah longsor (38 kejadian), banjir (8 kejadian), dan angin kencang (18 kejadian).
Selain itu, ada pula peristiwa lain, seperti kebakaran, tanah ambles, dan tanah bergerak. Berdasarkan seluruhan kejadian tersebut, total kerugian harta benda ditaksir mencapai Rp 1.944 miliar.
“Kami berharap, belajar dari peristiwa tersebut, kesadaran dan kepedulian warga terhadap kebencanaan semakin meningkat. Dengan begitu, dampak yang timbul akibat bencana dapat diminimalkan,” kata Jekek.
Di sisi lain, imbuh Jekek, peristiwa bencana, termasuk pandemi Covid-19, turut meningkatkan nilai dan rasa kemanusiaan di tengah masyarakat.
Menurut Jekek, pandemi Covid-19 mengajarkan kepada seluruh pihak untuk memaknai pentingnya nilai kehidupan bagi manusia.
“Hal itu terlihat dari begitu mudahnya kehidupan manusia berubah, seperti berpulangnya tokoh-tokoh besar, anak-anak yang kehilangan bapak dan ibu, sanak saudara, serta sahabat yang harus pergi untuk selamanya,” tuturnya.
Berbagai peristiwa kemanusiaan dan kebencanaan yang luar biasa, lanjut Jekek, pada hakikatnya menjadikan manusia sebagai pribadi yang semakin mampu menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang universal tanpa batas.
Baca juga: Perkuat Kinerja Kades dan Lurah, Bupati Jekek Hibahkan Sepeda Motor Baru ke Mereka
Jekek berharap, kehadiran pionir-pionir relawan di berbagai wilayah di Kabupaten Wonogiri menjadi embrio semakin meluasnya jiwa relawan di setiap generasi.
Oleh karena itu, Jekek menegaskan urgensi untuk menanamkan kesadaran di masyarakat. Bahwasanya bencana tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga tak lepas dari sikap abai manusia untuk merawat dan menjaga lingkungan.
“Mari, seluruh pihak bergandeng tangan dalam menangahi bencana. Untuk itu, kami berupaya mengokohkan komitmen sebagai implementasi semangat ‘Go Nyawiji Sesarengan mBangun Wonogiri’ untuk mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera,” kata Jekek.