KOMPAS.com - Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, sektor pendidikan harus jadi poros utama untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di wilayahnya. Pasalnya peningkatan SDM dapat mewujudkan kemajuan di Kabupaten Wonogiri.
Hal tersebut dikatakan Joko Sutopo saat menghadiri upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda) ke-27 di Halaman Pendopo Kabupaten Wonogiri, Selasa (2/5/2023).
“Momentum (Hardiknas) ini untuk menunjukkan kesungguhan kita bersama, bahwa dalam kepentingan mewujudkan kemajuan wilayah, sektor pendidikan menjadi poros utama untuk peningkatan sumber daya manusia,” ujar pria yang akrab disapa Jekek itu dalam dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (4/5/2023).
Baca juga: Manusiawi dalam Pengembangan SDM
Jekek mengungkapkan, pemberian kewenangan dalam bentuk otda, menjadi satu peluang sekaligus tantangan bagi jajaran pemerintah daerah (pemda) dalam mengoptimalkan kewenangan peningkatan SDM.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya membentuk strategi dengan menyusun satu struktur perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang terbaik dan sesuai kondisi riil tiap daerah.
“Hal itu untuk memastikan bahwa setiap kebijaksanaan yang diambil adalah keputusan terbaik, untuk percepatan dan pemerataan pembangunan,” jelas Jekek.
Menurutnya, ada keterkaitan antara tata kelola sektor pendidikan dalam bingkai otda.
Keduanya, sebut Jekek, merupakan bagian yang senantiasa berjalan beriringan, antara satu dengan yang lain saling mengisi dan menyempurnakan.
Baca juga: Tanamkan Kejujuran Sejak Dini, Mbak Ita Dorong Pendidikan Karakter Lewat Urban Farming
Untuk sektor pendidikan, ia mengatakan, terdapat langkah strategis yang dilakukan pihaknya, yaitu memastikan bahwa setiap anak usia belajar memiliki kesempatan dan akses yang sama untuk belajar di sekolah formal.
“Selain itu, (kami juga) memberikan kemudahan dalam bentuk fasilitas belajar, serta membenahi sarana infrastruktur, itulah yang dilakukan secara kolaboratif pada segenap tingkatan stakeholders,” ucap Jekek.
Ia menjelaskan, penyempurnaan metode belajar dalam bentuk Merdeka Belajar menjadi langkah pendekatan agar siswa atau mahasiswa dapat memilih bidang pelajaran sesuai dengan minat dan kemampuan.
Dengan minat dan kemampuan tersebut, kata Jekek, siswa akan dapat mengoptimalkan bakat yang dimiliki sehingga bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa.
Baca juga: Upaya Mbak Ita Tingkatkan Minat Baca Masyarakat, dari Digitalisasi hingga Penambahan Akses Literasi
“Metode ini seakan mengingatkan kita semua pada apa yang menjadi filosofi Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara, dengan semboyan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani,” imbuhnya.
Filosofi tersebut memiliki makna untuk mengajarkan para guru atau dosen agar terus belajar dan mengembangkan diri. Hal ini agar mereka mampu mengenali karakter khas setiap siswa atau mahasiswa, sehingga mampi membimbing, mendorong, dan memotivasi siswa supaya berkembang secara gemilang.
Jekek mengatakan, konsep Merdeka Belajar harus dipastikan berjalan sebagaimana yang diharapkan dengan penguatan pada beberapa hal.
“Salah satunya, membina karakter siswa dan mahasiswa sesuai dengan karakter positif bangsa,” ucapnya.
Baca juga: Belajar Jadi Bangsa yang Terlibat Mewujudkan Perdamaian Dunia
Jekek mengungkapkan, peran orangtua, guru, dan lingkungan juga menjadi hal penting saat siswa dan mahasiswa berproses mencari jati diri.
Untuk itu, penguatan karakter menjadi proses penanaman nilai-nilai positif dan dasar dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.
“Langkah membentuk generasi penerus sebagai SDM yang berkualitas, menjadi tugas bersama sebagai bentuk dukungan terhadap sektor pendidikan, dan kontribusi pada masa depan bangsa dan negara. Hal itu sesuai dengan tema Peringatan Hardiknas 2023, 'Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar',” jelas Jekek.