KOMPAS.com - Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, pihaknya memanfaatkan strategi inovasi keperawatan berupa Kain Penyelamat Jiwa (KPJ) untuk menekan angka kematian bayi di Wonogiri.
“KPJ merupakan strategi inovasi keperawatan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri untuk menekan angka kematian bayi,” ujar pria yang akrab dipanggil Jekek itu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/11/2022).
Seperti diketahui, kematian bayi di Wonogiri pada 2021 menunjukkan angka yang cukup signifikan, yaitu 71 kasus.
Dari 71 kasus tersebut, terdapat 17 bayi meninggal, di mana sekitar 2 persen disebabkan oleh bayi berat lahir rendah (BBLR) atau bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram (gr).
Sementara itu, pada 54 kasus kematian bayi baru lahir, sekitar 35 persen disebabkan oleh asfiksia atau kondisi ketika kadar oksigen di dalam tubuh bayi berkurang dan sekitar 26 persen akibat BBLR.
Baca juga: 7 Manfaat Daun Bawang, Turunkan Berat Badan dan Risiko Kanker
Fenomena tersebut menjadi cikal bakal dari lahirnya inovasi keperawatan KPJ. Menurut Jekek, KPJ merupakan inovasi sederhana dan merakyat karena bisa dimiliki serta digunakan oleh semua ibu yang baru melahirkan.
Selain dibuat dari bahan yang terjangkau dan mudah didapatkan, kata dia, KPJ juga mudah diproduksi. Hal paling penting adalah, KPJ sangat efektif dalam membuat bayi menjadi lebih nyaman, tenang, dan menjadikan hemodinamik bayi pada BBLR lebih stabil.
“KPJ secara fisik merupakan inovasi yang sangat sederhana, tetapi sangat efektif untuk merawat bayi dengan BBLR,” jelas Jekek.
KPJ, lanjut dia, terbuat dari gulungan kain bedong sejumlah lima lembar dan dibuat seperti sarang burung atau nest. Saat bayi ditidurkan pada kain ini, ia akan merasa seperti sedang di dalam pelukan ibu.
Baca juga: Ibu di Surabaya yang Aniaya Anak hingga Meninggal Dunia Ditetapkan Tersangka
Jekek mengungkapkan, pemanfaatan KPJ telah disosialisasikan kepada para ibu hamil melalui fasilitas kesehatan (faskes) dan pos pelayanan terpadu (posyandu).
“Dengan memanfaatkan KPJ ini, saya harap nantinya dapat meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat,” ujar Jekek.
Hal tersebut, lanjut dia, sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 3.2 pada 2030.
Untuk diketahui, angka kematian bayi baru lahir dan balita dapat dicegah dan diturunkan, asalkan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN) setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran hidup (KH).