KOMPAS.com – Bupati Wonogiri Joko Sutopo memastikan seluruh desa rawan bencana yang ada di Kabupaten Wonogiri sudah menjadi desa tangguh bencana.
“Seluruh warga sudah mendapat edukasi terkait langkah-langkah yang harus dilakukan saat menghadapi bencana alam. Saat ini sudah di atas 70 persen desa di Kabupaten Wonogiri menjadi desa tangguh bencana,” ungkap Joko Sutopo dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (20/10/2022).
Hal tersebut disampaikan oleh Joko Sutopo usai memimpin Apel Antisipasi Musim Hujan Kabupaten Wonogiri tahun 2022/2023, di halaman Pendopo Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri, Kamis.
Pria yang akrab disapa Jekek itu mengatakan, yang menjadi prioritasnya adalah daerah yang mengalami kebencanaan dan kerawanan tinggi.
“Sedangkan untuk wilayah yang potensi kerawanan bencana rendah tetap akan didorong untuk membentuk desa tangguh bencana,” ujar Jekek.
Baca juga: Bupati Jekek Bagikan Seragam Gratis untuk 22.441 Siswa di Wonogiri
Untuk menjadi desa tangguh bencana, lanjut Jekek, pemerintah desa harus membentuk relawan yang merepresentasikan kesiapsiagaan desa dalam menghadapi bencana.
“ Relawan-relawan yang direkrut ini merupakan pemuda setempat yang kemudian dilatih oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Wonogiri,” jelas Jekek.
Jekek berharap melalui persiapan mitigasi bencana tersebut dapat membangun kesadaran kolektif masing-masing untuk mengambil peran dalam berkontribusi secara pribadi menjaga keseimbangan ekologi yang ada.
“Misalnya kita melakukan perawatan daerah aliran sungai (DAS) sepanjang gajah mungkur dengan tujuan tidak akan terjadi sedimentasi atau mengurangi sedimentasi. Maka langkah-langkah konkret yang dilakukan semua pihak dengan memberikan kontribusi penghindaran bencana di Kabupaten Wonogiri,” ucap Jekek.
Menurutnya, kesadaran kolektif penanganan bencana yang bersifat konstruktif harus dilakukan dan digaungkan agar tersosialisasikan kepada masyarakat.
Baca juga: Ratusan ASN Dilantik, Bupati Jekek Berharap Mereka Dapat Jalankan Amanah dengan Penuh Tanggung Jawab
“Sehingga mitigasi bencana tidak hanya memberikan pembekalan kepada masyarakat rawan bencana, tetapi juga membangun kesadaran kolektif pertahankan ekologi serta membangun keseimbangan ekologi untuk menghindarkan risiko bencana,” kata Jekek.
Maka dari itu, untuk menghadapi bencana alam, Jekek menyebutkan pembentukan desa tangguh bencana menjadi salah satu langkah konkret.
Jekek mengatakan, total sudah ada 251 desa di Kabupaten Wonogiri yang didorong untuk merekrut masyarakatnya menjadi relawan desa tangguh bencana.
“Kalau setiap desa sudah mempunyai petugas dan relawan yang paham akan mitigasi bencana, maka langkah itu akan menjadi konret yang bisa dilakukan bersama,” ujarnya.
Baca juga: Berkat Inovasi, Bupati Jekek Sebut Wonogiri Raih PPD Kabupaten Terbaik III Nasional 2022
Perlu diketahui, Pemkab Wonogiri telah memprioritaskan untuk membangun kesadaran kolektif di desa yang memiliki letak geografis kebencanaan tinggi, seperti Kismantoro, Purwantoro, Paranggupito hingga Pracimantoro.
“Untuk wilayah di bagian selatan yang kondisi geografisnya berbukit dan ada kemiringan, bisa berpotensi longsor dan daerah bergunung-gunung itu yang kami prioritaskan,” jelasnya.
Ia menegaskan untuk antisipasi bencana maka mitigasi bencana harus didorong dan menjadi langkah konkrit. Hal ini bisa terjadi, jika masyarakat memiliki prinsip dasar atau kesadaran untuk menyukseskan program pemerintah.
Tak hanya itu, kata dia, pemerintah juga hadir dengan berbagai program yang didukung oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), sehingga menjadi konstruksi yang terstruktur.