KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mengajak 2.412 Tim Pendamping Keluarga ( TPK) Wonogiri untuk berkomitmen menurunkan angka stunting pada anak. Hal ini sebagai upaya mencapai target zero stunting di Wonogiri pada 2024.
Adapun TPK yang diundang, terdiri dari bidan, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan kader Keluarga Berencana (KB).
Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, terdapat empat hal yang harus dioptimalkan TPK maupun Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) dalam mengatasi persoalan stunting.
Pertama, kata dia, TPK harus mengoptimalkan langkah terpadu dan sistematis untuk membangun standarisasi peralatan serta penyetaraan pengetahuan sumber daya manusia (SDM) di lapangan.
“Langkah ini menjadi upaya mengeliminir terjadinya kesalahan teknis yang berakibat pada derajat prevalensi stunting,” ujar pria yang akrab disapa Jekek itu dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Senin (11/7/2022).
Kedua, lanjut dia, peran TPK dalam melaksanakan pendampingan, pengamatan, pencatatan, dan proses input data harus dimaksimalkan. Hal ini untuk menghasilkan data yang akurat sebagai standar penentuan prevalensi stunting.
Ketiga, sebut Jekek, TPK harus turut serta meningkatkan kesadaran orangtua dalam merawat tumbuh kembang anak, aktif ke pos pelayanan terpadu (Posyandu), dan mengikuti petunjuk yang disampaikan. Sebab, indikator kondisi anak adalah hal yang sangat penting.
“Keempat, TPK harus mengarahkan kepala desa (kades) agar memperhatikan kondisi Posyandu melalui anggaran dana desa. Baik sarana, prasarana, pemberian makanan tambahan, maupun kondisi SDM petugas,” imbuhnya.
Dalam acara yang digelar bersamaan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 itu, Jekek menyampaikan bahwa masih ada 4.917 anak stunting di Kabupaten Wonogiri.
Baca juga: Harganas Ke-29, Pemprov Jabar Targetkan Zero Stunting di Jabar
Tingginya angka stunting di Wonogiri, sebut dia, terjadi lantaran keterbatasan informasi yang diterima masyarakat dan pola asuh yang tidak tepat.
Ia menyebutkan, data termutakhir anak stunting di Wonogiri saat ini sebanyak 4.917 anak atau 12,8 persen.
Meski stunting di Wonogiri tergolong tinggi, Jekek meyakini angka tersebut akan menurun saat penimbangan serentak pada bulan mendatang.
“Para TPK kami undang agar dapat menyosialisasikan pola asuh yang benar dan lebih aktif ke masyarakat di wilayah masing-masing pekan lalu,” kata Jekek.
Selain pola asuh yang utuh, sebut dia, TPK harus melakukan pendampingan hingga 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil
Untuk itu, TPK harus memberikan informasi kepada masyarakat terkait apa saja hal yang harus dilakukan sebelum menikah, hamil hingga melahirkan.
Agar mudah dipahami, TPK harus pandai membangun pola komunikasi yang baik menyesuaikan kultur masing-masing wilayah.
“TPK harus bisa membangun pola komunikasi sesuai dengan kultur masing-masing daerah agar warga mudah memahami apa yang disampaikan,” jelas mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Wonogiri itu.
Pada kesempatan yang sama Wakil Bupati (Wabup) Wonogiri Setyo Sukarno selaku Ketua TPPS Wonogiri menyatakan, program penekanan angka stunting dibagi menjadi dua.
Baca juga: Turunkan Stunting 2,7 Persen Per Tahun, Pemprov Riau Terima Penghargaan dari Kemendagri
“Pertama, intervensi spesifik yang bertujuan mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting,” ujar Setyo.
Kedua, lanjut dia, berupa intervensi sensitif yang bertujuan mengatasi penyebab tidak langsung terjadinya stunting.