KOMPAS.com – Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, generasi muda yang antusias dengan sektor pertanian diharapkan akan memberi warna baru yang menunjukkan hal-hal yang menjanjikan pada masa depan.
Dia mengatakan itu saat memimpin apel Hari Krida Pertanian Ke-50 di halaman Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Rabu (22/6/2022).
Menurutnya, momentum Hari Krida Pertanian Ke-50 menjadi saat yang tepat untuk memotivasi segenap stakeholder pertanian agar semakin bersemangat dalam menjalani profesi yang ditekuni.
Terlebih, kata dia, sektor pertanian menunjukkan peran luar biasa selama pandemi Covid-19. Pasalnya, pertanian menjadi sektor yang bertahan dan menjadi penyangga stabilitas ekonomi saat sektor lain kesulitan karena adanya pembatasan.
“Untuk itu, diharapkan munculnya semangat petani muda, petani milenial yang dengan kerangka berpikir maju mampu menjadi agen perubahan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu.
Baca juga: Cegah Penyebaran PMK, Bupati Wonogiri Perketat Pengawasan di Pasar Hewan
Jekek mengatakan, diperlukan promosi kepada segenap masyarakat bahwa sektor pertanian mampu menjadi bidang yang memberikan nilai ekonomi tinggi, di samping memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Dia menjelaskan, para stakeholder terkait bisa mengoptimalisasi teknologi informasi sebagai salah satu pendukung untuk memajukan sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.
Pasalnya, pemanfaatan semua lini media informasi dapat mempercepat penyebaran ilmu dan teknologi pertanian ke seluruh pelosok Kabupaten Wonogiri.
Baca juga: Mulai Juli 2022, Pemkab Wonogiri Cover Iuran BPJS Ketenagakerjaan Seluruh Perangkat RT dan RW
“Kami sepakat untuk mendorong semakin membaiknya sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri. Butuh kerja keras, kerja cerdas, dan kerja bersama di antara semua unsur yang ada,” tegasnya.
Jekek mencontohkan, salah satu manfaat optimalisasi teknologi informasi adalah kemudahan dalam menjangkau penyuluhan mencapai petani sasaran.
Sebab, katanya, teknologi informasi dapat meminimalkan jarak tempuh petugas penyuluh ketika harus menjangkau pelosok desa.
"Optimalisasi teknologi informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan semua lini media informasi, termasuk media sosial (medsos), seperti Youtube, Instagram, dan Facebook," jelasnya.
Jekek juga berharap, selain dilakukan para penyuluh pertanian, proses mencerdaskan petani dapat dilakukan para petani milenial yang mampu menjalankan peran sebagai penyuluh swadaya.
Dengan demikian, perlu diperkuat dengan keberadaan lembaga Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) di seluruh wilayah di Kabupaten Wonogiri.
“Tidak semua petani yang ada sekarang ini berada pada taraf yang tertinggal dalam hal informasi. Saat ini persoalan terbesar justru karena belum meratanya pemahaman dan pola pikir pertanian yang maju, sehingga perlu dibangun satu kesamaan diantara seluruh petani,” kata Jekek.
Baca juga: Bupati Jekek Minta CPNS dan PPPK Bersinergi Bersama Jawab Tantangan Kabupaten Wonogiri
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Kadistan) Wonogiri Baroto Eko Pujanto berharap, peringatan Hari Krida Pertanian dapat mendorong berkembangnya pertanian di Wonogiri.
Untuk itu, Distan Kabupaten Wonogiri memberikan perhatian khusus kepada petani milenial yang gigih berjuang memajukan sektor pertanian. Terlebih, saat ini sudah ada petani milenial di beberapa kecamatan.
“Kami akan terus menggerakkan petani milenial agar terus tumbuh di Kabupaten Wonogiri. Dengan demikian, sektor pertanian dapat menjadi pendorong ekonomi dan menumbuhkan wirausaha muda di bidang pertanian,” ujar Baroto.
Untuk diketahui, Peringatan Hari Krida Pertanian diwarnai pengukuhan pengurus Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani).
Tak hanya itu, acara Hari Krida Tani Ke-50 juga dimeriahkan dengan pameran hasil pertanian dan pengolahan makanan yang diikuti 18 lapak agribisnis di halaman Kantor Dinas Pertanian dan Pangan.
Baca juga: Wonogiri Juara Terbaik Ketiga PPD 2022, Bupati Jekek Beberkan Faktor yang Buat Wonogiri Juara
Lapak agribisnis tersebut diisi empat kelompok petani milenial, produk kopi lokal, serta beberapa usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak di bidang pangan olahan berbahan baku lokal.