KOMPAS.com – Angka kemiskinan di Kabupaten Wonogiri mengalami kenaikan menjadi 11,55 persen. Padahal menurut data yang ada, dua tahun lalu angka kemiskinan di kabupaten ini mencapai 10,25 persen.
Hal itu membuat Bupati Wonogiri Joko Sutopo atau yang akrab disapa Bupati Jekek menegaskan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk bekerja keras menurunkan angka kemiskinan di tengah pandemi Covid-19.
“Jadi evaluasi kinerja hari ini untuk menjadikan angka kemiskinan turun menjadi satu digit. Mengingat pada 2016 hingga 2019, angka kemiskinan bisa turun tiga persen, kenapa sekarang tidak?” ungkap Bupati Jekek dalam keterangan pers yang diterima oleh Kompas.com, Jumat (25/3/2022).
Baca juga: Cegah Omicron Masuk, Bupati Wonogiri Wajibkan Pemudik Lapor ke RT
Pengurangan kemiskinan di Wonogiri memerlukan penguatan kapasitas ekonomi rakyat berdasarkan visi dan misi yang dimiliki.
Adapun cara untuk memperkuat kapasitas ekonomi rakyat, yakni dengan fokus menyasar kelompok tani, pelaku usaha kecil dan menengah ( UKM), serta pekerja dan kelompok rentan.
Kendati demikian, Bupati Jekek optimistis angka kemiskinan di Wonogiri akan segera menurun. Pasalnya, ia sudah menyiapkan beberapa program terukur dengan adanya fungsi evaluasi dan koordinasi.
Tak hanya itu, ia pun menargetkan angka kemiskinan bisa turun di angka satu digit serta akan menindaklanjuti hasil survei guna memperoleh potret sebenarnya yang terjadi di lapangan.
“Setidaknya ada 51 indikator di bidang makanan dan nonmakanan yang ke depannya akan dilakukan intervensi,” ungkap Bupati Jekek.
Bahkan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Wonogiri akan melakukan evaluasi untuk setiap kegiatan yang sudah dilakukan dalam tempo tiga bulan.
Baca juga: Jokowi Sebut Bendungan Pidekso Jadi Kunci Ketahanan Pangan, Ini Respons Bupati Wonogiri
“Pengentasan kemiskinan akan dilakukan melalui program kegiatan yang bersumber dari belanja pemerintahan. Dari hasil survei itu akan terbentuk gambaran atau langkah apa yang harus dilakukan oleh Pemkab Wonogiri,” ujar orang nomor satu di Pemkab Wonogiri itu.
Hasil survei itu, lanjut dia, akan mengukur dampak dari program kegiatan yang bersumber dari belanja pemerintah. Hal ini nantinya bisa dikoneksikan untuk mengintervensi angka kemiskinan.
“Dari langkah itu dapat menaikkan produk domestik regional bruto ( PDRB) dan menaikkan angka kemahalan hasil pertanian,” tutup Bupati Jekek.