KOMPAS.com – Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, pihaknya menyediakan tim vaksinator sebagai strategi untuk vaksinasi home visit kepada masyarakat dengan kondisi tertentu.
Strategi home visit, kata dia, digunakan untuk mempercepat capaian vaksinasi dosis kedua agar seimbang dengan dosis pertama, khususnya untuk difabel berat dan lanjut usia ( lansia).
“Capaian vaksinasi cukup menggembirakan. Dosis kedua sebesar 80 persen dan dosis pertama sebanyak 92 persen. Untuk itu, kami atur strategi home visit agar capaian kedua dosis bisa seimbang,” jelas pria yang akrab disapa Jekek itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (6/12/2021).
Ia pun mencontohkan warga dengan kondisi difabel berat dan lansia dengan kondisi khusus. Dua kelompok ini harus didatangi untuk disuntuk vaksin Covid-19.
Baca juga: Pemkot Bekasi Gelar Gebyar Vaksinasi Covid-19 Lansia dan Penderita Komorbid pada 11-12 Desember
Menurut Jekek, para lansia dan difabel berat membutuhkan penanganan khusus untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Oleh karenanya, ia mengatakan, pihaknya akan membedakan perlakuan vaksinasi lansia dan difabel dengan masyarakat umum.
Salah satu perlakuan khusus tersebut dengan memberikan pendampingan psikologi agar lansia dan difabel berat yang divaksin mendapatkan satu tindakan yang tepat.
“Saat memvaksin lansia dan difabel berat tidak semuanya memiliki respon yang sama. Sebab, ada sensitivitas keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki keduanya,” ucap Jekek.
Baca juga: 7 Tips Staycation dengan Lansia Saat Pandemi Covid-19
Sebagai langkah lebih lanjut untuk percepatan vaksinasi, Jekek meminta supaya pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) memberikan bantuan vaksin jenis Jhonson and Jhonson (JnJ).
Pasalnya, kata dia, vaksin Jhonson and Jhonson memiliki ciri khas sekali suntik yang diberikan kepada warga saat vaksinasi Covid-19.
“Percepatan vaksinasi akan lebih efisien manakala dilakukan dengan satu kali suntik. Untuk itu saya berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mendapatkan vaksin JnJ,” ucap Jekek.
Sebab, vaksin sekali suntik tidak membutuhkan vaksin booster. Vaksin selanjutnya pun dikhawatirkan dapat memberatkan kondisi lansia dan difabel.
Baca juga: Jokowi Minta Penyuntikan Vaksin Covid-19 Booster Mulai Disiapkan
Tak hanya sekali suntik, kata Jekek, vaksin JnJ pada satu sisi juga lebih ramah. Selain itu, dari aspek teknis akan mempermudah para vaksinator mengentaskan capaian vaksinasi bagi lansia dan difabel berat.
“Kalau nanti semisal jenis vaksinnya sama dengan yang lain, maka 28 hari ke depan lansia dan difabel berat harus melaksanakan vaksinasi ulang. Apabila masih ada stok vaksin JnJ kami akan langsung melaksanakan vaksinasi home visit atau door-to-door,” jelasnya.
Jekek sendiri mengaku, pihaknya sudah melayangkan permohonan kepada Pemprov Jateng dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng untuk mendapatkan vaksin JnJ.