KOMPAS.com - Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Wonogiri yang meninggal karena Covid-19 beberapa waktu lalu tidak terpapar dalam kegiatan pembelajaran tatap muka ( PTM).
Dari penelusuran tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Wonogiri, guru tersebut terpapar saat berada di area wisata, bukan dalam kegiatan PTM.
“Kemarin ada satu guru SMP yang meninggal tetapi proses keterjadiannya bukan rangkaian dari PTM. Setelah ditelusuri ternyata proses kejadian itu berada di area wisata,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (6/12/2021).
Setelah kasus tersebut mencuat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri juga sudah melakukan tracing dan testing untuk menelusuri asal muasal guru tersebut terpapar Covid-19.
“Kalau kami ada kejadian, kami lakukan testing dan tracing, dan meminta keterangan apa faktornya dan kapan suspeknya, serta proses gejalanya kapan setelah apa aktivitasnya,” tuturnya.
Baca juga: Tidak Ada Klaster Sekolah di Wonogiri, Bupati Jekek Ingin PTM 100 Persen
Jekek juga memaparkan, pihaknya telah menindaklanjuti kejadian tersebut dengan melakukan tes rapid antigen kepada 240 murid tempat guru tersebut bekerja. Hasilnya, tidak satu pun siswa terpapar Covid-19.
Dia menyebutkan, tindakan testing dan tracing merupakan upaya Pemkab Wonogiri melakukan deteksi dini terhadap potensi kejadian.
Oleh karenanya, Jekek menegaskan, dengan data dan fakta yang terkumpul, dipastikan tidak ada klaster penularan pada PTM di SMP tempat guru mengajar.
Untuk itu, dia meminta semua pihak tidak perlu memperdebatkan lagi. Sebab, fakta menunjukkan guru tersebut terpapar Covid-19 bukan karena terkait dengan aktivitas PTM di sekolah.
“Kalau kami sudah menyampaikan data dan fakta menggunakan satu metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan apa pun hasilnya itu fakta. Orang tidak bisa memperdebatkan kalau faktanya A kemudian bicara B. Lalu dasarnya apa,” katanya.
Baca juga: Cetuskan 309 Inovasi Baru, Wonogiri Masuk Nominasi IGA Kemendagri 2021
Sebaliknya, lanjut Jekek, bila hasil uji pelacakan siswa yang melakukan kontak dengan guru menyebutkan hasilnya positif, maka bisa dikatakan terjadi klaster penularan.
Lebih lanjut, Jekek menyatakan, tim Satgas Covid-19 secara rutin melakukan tes acak di sekolah yang menyelenggarakan PTM.
Pengetesan dilakukan secara bergilir di sekolah-sekolah yang menyelenggarakan PTM sejak dua bulan lalu.
“Pengetesan acak sudah kami lakukan sebelum ada kejadian guru SMP meninggal terpapar Covid-19. Itu bagian upaya kami meng-clustering dan pemetaan terhadap pola penyebaran dan penularan,” jelasnya.
Dia pun menegaskan, cara ini bisa mengantisipasi penularan Covid-19 sejak dini. Sampai saat ini, hasil pengetesan juga belum menemukan klaster baru yang berasal dari PTM di Kabupaten Wonogiri.
Baca juga: Bupati Wonogiri Imbau Warga Tidak Mudik dan Gelar Acara Saat Libur Nataru
“Maka status kami stabil tetap berada di risiko rendah atau zona kuning,” kata Jekek.