KOMPAS.com – Bupati Wonogiri Joko Sutopo (Jekek) mengatakan, 309 inovasi baru yang dicetuskan jajarannya berhasil membuat Kabupaten Wonogiri masuk nominasi 12 besar Innovative Government Award ( IGA) Kementerian dalam Negeri (Kemendagri) 2021.
“Jadi program IGA ini menilai kebijakan kabupaten atau kota untuk berinovasi dalam rangka perbaikan kinerja daerah. Wonogiri berpartisipasi karena kami punya 309 inovasi,” tutur Jekek, dikutip dari keterangan pers resminya, Rabu (24/11/2021).
Pernyataan itu disampaikan Jekek saat menyampaikan presentasi kepala daerah inovatif kategori provinsi dan kabupaten untuk penilaian IGA 2021 secara virtual, Selasa (23/11/2021).
Jekek menjelaskan, 309 inovasi tersebut beragam, mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga teknologi.
Baca juga: Tidak Ada Klaster Sekolah di Wonogiri, Bupati Jekek Ingin PTM 100 Persen
Bahkan, kata dia, 309 inovasi baru itu berhasil dipatenkan ke dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 96 Tahun 2020.
“Secara prinsip, bidang-bidang itu merepresentasikan semangat perubahan yang diinisiasi desa, kecamatan, organisasi perangkat desa (OPD), dan semua pihak yang berkolaborasi melahirkan inovasi untuk perbaikan dan capaian kerja yang mampu membawa Wonogiri maju, mandiri, dan sejahtera,” paparnya.
Menurut dia, masuknya Wonogiri ke dalam nominasi IGA 2021 merupakan kerja keras dari semua pihak. Untuk itu, ia berharap prestasi ini bisa terjaga dengan baik.
“Karena saat kami menyampaikan presentasi di hadapan juri, kami menyampaikan sesuatu yang otentik, agar ada satu pemahaman terjadi perubahan di Wonogiri yang disebabkan oleh kolaborasi seluruh pihak,” harapnya.
Jekek berujar, adanya inovasi yang dituangkan ke dalam Perbup Nomor 96 Tahun 2020 terbukti mampu menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Wonogiri dari 13,12 persen menjadi 10,25 persen.
“(Lalu) penilaian indeks pembangunan gender dari sebelumnya 89,07 sekarang berada di angka 91,08,” tuturnya.
Tak hanya itu, indeks pembangunan manusia yang awalnya berada di angka 67,76, kini berubah menjadi angka 70,9.
Kondisi tersebut sejalan dengan nilai kepuasan publik yang meningkat dari angka 78.02 menjadi 82,27.
Sementara itu, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) Wonogiri yang awalnya memiliki skor C, sekarang sudah memiliki nilai BB.
Baca juga: Capaian Vaksinasi di Wonogiri Melesat Jadi 90 Persen, Ini Strategi Bupati Jekek
“Peningkatan pertumbuhan ekonomi cukup stabil selama pandemi Covid-19, dari angka 5,32 menjadi 5,41. Inflasi sebelumnya 2,1 sekarang Badan Pusat Statistika (BPS) melaporkan kami di atas 1,38,” papar Jekek.
Selain itu, Jekek melanjutkan, angka pengangguran tingkat terbuka dari sistem inovasi yang sebelumnya berada pada angka 3,2, sekarang turun menjadi 2,54. Tingkat pengangguran ini menjadi yang paling rendah se-Jawa Tengah (Jateng).
Lebih lanjut, ratusan inovasi Pemerintah Kabupaten ( Pemkab) Wonogiri juga berdampak terhadap indeks kualitas lingkungan hidup yang sebelumnya berada di angka 32, kini naik menjadi 72,38.
“Kenaikkan tajam itu terjadi lantaran Pemkab Wonogiri berhasil mengelola potensi air bersih dengan kualifikasi terbaik se-Jateng," ucap dia.
Baca juga: Tanggapi Polemik Banteng Vs Celeng, Jekek: Jadi Pembelajaran Politik yang Sehat
Adapun indeks ketahanan pangan di Wonogiri juga mengalami kenaikan, dari sebelumnya di angka 81,83 menjadi 86,55.
“Ada surplus pertanian berupa 157.000 ton beras. Ini yang akhirnya merubah angka indeks ketahanan pangan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemkab Wonogiri berhasil masuk ke dalam 12 besar nominasi IGA 2021 yang digagas Kemendagri.
Untuk bisa masuk nominasi, Pemkab Wonogiri harus menyingkirkan ratusan kabupaten lain.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kemendagri Eko Prasetyanto Purnomo Putro menjelaskan, terdapat 39 pemerintah (pemda) yang masuk IGA 2021.
Baca juga: Warganya Bunuh Diri akibat Diteror Debt Collector Pinjol, Begini Reaksi Bupati Jekek
“Tiga puluh sembilan pemda tersebut dibagi ke dalam beberapa klaster, yakni tujuh masuk pemerintah provinsi (pemprov), 12 masuk pemerintah kota (pemkot), 12 masuk pemkab, lima masuk pemda perbatasan, dan tiga masuk pemda tertinggal,” jelasnya.
Nominasi untuk klaster provinsi, yakni Sumatera Selatan (Sumsel), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar), Jateng, Sumatera Barat (Sumbar), dan Jambi.
Sementara itu, nominasi klaster kabupaten, yaitu Banyuwangi, Wonogiri, Bogor, Muara Enim, Lampung Barat, Tabalong, Indragiri Hilir, Tanggamus, Musi Rawas, Tegal, Hulu Sungai Selatan, dan Bojonegoro.
Menanggapi adanya nominasi itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pembangunan (Bappeda-Litbang) Kabupaten Wonogiri Heru Utomo berharap bahwa 309 inovasi milik daerahnya dapat mendulang hasil yang baik.
Baca juga: Bupati Jekek Izinkan Sekolah Gelar PTM Terbatas di Wonogiri
“Mohon doanya agar Kabupaten Wonogiri bisa masuk rangking satu nasional,” pinta Heru.
Heru mengatakan bahwa saat ini Pemkab Wonogiri menargetkan setidaknya ada 400 inovasi baru hingga akhir tahun.
“Empat ratus inovasi itu berasal dari satuan pendidikan, kesehatan, desa, OPD, badan usaha milik daerah (BUMD), hingga pelajar,” ungkapnya.
Penting diketahui, setahun lalu, Kemendagri memberikan penghargaan kepada Pemkab Wonogiri sebagai kabupaten paling inovatif di Indonesia.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian dalam agenda malam penganugerahan IGA 2020 di Sultan Hotel and Residence, Jakarta, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Sudah PPKM Level 3, Wonogiri Masih Tutup Tempat Wisata, Ini Penjelasan Bupati Jekek