KOMPAS.com – Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengapresiasi warga Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, atas kerja samanya dalam menangani pandemi Covid-19 di wilayah tersebut, mulai dari kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan (prokes) hingga menyukseskan vaksinasi.
Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (21/11/2021), Joko menuturkan bahwa kasus Covid-19 di wilayahnya berangsur melandai. Selain itu, capaian vaksinasi di sana pun telah mencapai 91,26 persen untuk dosis pertama.
“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kedisiplinan, ketaatan, dan semangat kebersamaan masyarakat sehingga Wonogiri dalam proses penanganan Covid-19 pada kondisi yang sangat menggembirakan,” tuturnya.
Baca juga: Cakupan Vakinasi Covid-19 di Wonogiri Capai 91,17 Persen, Herd Immunity Bisa Tercapai Akhir November
Rilis aturan liburan Nataru
Meski situasi pandemi di Wonogiri terkendali, Jekek—sapaan akrab Joko Sutopo—tetap mengeluarkan sejumlah kebijakan kepada warganya. Salah satunya, larangan mudik dari dan ke Wonogiri untuk mencegah klaster penularan baru.
“Guna menjaga situasi pandemi Covid-19 di Wonogori tetap kondusif, warga Kabupaten Wonogiri yang perantau maupun yang dirantau diimbau agar tidak mudik saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Silaturahmi masih bisa dilakukan secara virtual. Mari jaga diri, lingkungan, masyarakat,” katanya.
Selain itu, Jekek juga meminta warga setempat agar tidak menggelar acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan saat libur Nataru nanti. Larangan ini pun sudah tertuang dalam aturan khusus terkait kegiatan sosial kemasyarakatan.
Baca juga: Pemkab Wonogiri Anggarkan Rp 8,4 Miliar untuk 21.000 Seragam Sekolah Gratis
“Dalam aturan itu diberlakukan pengetatan sehingga tidak terjadi kerumunan dan penularan Covid-19. Jadi, akhir tahun tidak perlu ada pesta dan acara,” ujarnya.
Jekek menjelaskan, Pemkab Wonogiri terus berupaya maksimal menangani Covid-19 demi keamanan dan kenyamanan masyarakat yang tinggal Bumi Gaplek. Upaya ini diimplementasikan dalam sejumlah kebijakan.
Ia pun berharap, warga Kabupaten Wonogori bisa terus menjaga kedisiplinan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
“Tak hanya itu, kesadaran kolektif dan sosial kultur jauh lebih penting untuk mencegah terjadi penularan selama pandemi Covid-19. Terlebih, penularan terjadi karena adanya intensitas sering bertemu dan interaksi masyarakat dengan skala besar,” ujarnya.