KOMPAS.com – Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, Pemerintah Kabupaten ( Pemkab) Wonogiri menerapkan isolasi terpadu (isoter) dengan berbasis distrik untuk merawat warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman).
Bupati yang akrab disapa Jekek itu menyebutkan, langkah tersebut dilambil lantaran ahli epidemiolog menyebutkan bahwa pola infeksius Covid-19 varian delta satu berbanding delapan. Artinya, satu orang bisa menularkan ke delapan orang.
Penularan itu terjadi saat warga isoman dengan syarat isolasi tidak terpenuhi. Syarat itu, di antaranya fasilitas perawatan pribadi, fasilitas makan dan minum pribadi, serta interaksi terjadi di dalam rumahnya.
Tidak terpenuhinya syarat tersebut mengakibatkan warga isoman bisa menularkan Covid-19 kepada anggota keluarga yang tinggal satu rumah.
Untuk itu, Pemkab Wonogiri mengambil kebijakan pembuatan isoter supaya seluruh warga yang menjalani isoman dipindah agar dirawat di gedung isoter.
Baca juga: Anak-anak Mulai Terinfeksi Covid-19, Pemkab Wonogiri Siapkan Ruang Isolasi Khusus Anak
“Isoter karena karakter varian delta Covid-19 berbeda. Maka yang terkonfirmasi harus diambil agar keluarganya tidak ikut terpapar,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (3/8/2021).
Jekek menambahkan, kebijakan pembuatan isoter harus berbasis distrik mengingat kondisi geografis Kabupaten Wonogiri yang luas dan bergunung-gunung. Oleh karenanya, isoter tidak mungkin dilakukan di satu titik di ibu kota kabupaten.
Untuk itu, Pemkab Wonogiri akan menunjuk lokasi tertentu di beberapa titik di kecamatan sebagai tempat isoter warga isoman.
“Tadi kami sudah menggelar rapat koordinasi lewat Zoom Meeting, Senin (2/8/2021) yang diikuti seluruh camat dan kepala desa dalam persiapan dan sosialisasi kebijakan baru penanganan pandemi Covid-19. Kebijakan itu salah satunya pembuatan isoter berbasis distrik,” jelasnya.
Baca juga: Nakesnya Meninggal Positif Covid-19, Seminggu Pegawai RSUD Wonogiri Kenakan Pita Hitam
Dia menjelaskan, dalam membuat tempat isoter berbasis distrik, tiga sampai empat kecamatan akan digabung menjadi satu tempat isoter.
Penggabungan beberapa kecamatan harus basis kultural agar bisa terkoneksi dengan baik antarwarga.
Jekek mencontohkan, distrik satu isoter ditempatkan di gedung Persatuan Guru Republik Indonesia Kota Wonogiri. Nantinya, isoter PGRI akan merawat warga isoman yang tinggal di Kecamatan Wonogiri, Selogiri, Wuryanto, hingga Ngadirojo.
“Gedung PGRI bisa memuat 200 bed. Namun yang disiapkan saat ini baru 48 bed. Kami lengkapi secara bertahap,” terangnya.
Baca juga: Jamin Biaya Pemakaman Pasien Covid-19, Pemkab Wonogiri Anggarkan Rp 2 Juta Per Pemulasaraan
Kemudian, distrik dua akan menggunakan salah satu gedung SMP di Kecamatan Jatisrono. Isoter distrik kedua merawat warga isoman dari Kecamatan Jatisrono, Jatiroto, Jatipurno, dan Sidoharjo.
Untuk distrik-distrik lain, ruang isolasi terpadu sementara diinventarisasi. Hanya saja gedung isoter di distrik diprioritaskan yang berada di dekat puskesmas.
Jekek menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan DPRD Kabupaten Wonogiri terkait penganggaran pembuatan isoter berbasis distrik. Sebab, dibutuhkan anggaran untuk kebutuhan logistik warga isoman yang dirawat di isoter.
“Kami sudah berkoordinasi dengan DPRD karena ada kebijakan khusus untuk mengajukan penggunaan anggaran mendahului tahap keempat. Salah satunya penguatan anggaran,” jelasnya.
Baca juga: Keterlibatan Pemerintah Bikin BOR di Wonogiri Turun Drastis Selama PPKM
Pasalnya, lanjut Jekek, fasilitas yang harus ditambahkan pemerintah daerah untuk pembuatan isoter, seperti makanan hingga gizi, harus terkontrol.