KOMPAS.com – Bupati Wonogiri Joko Sutopo atau Jekek mengaku lebih memilih untuk mengoptimalkan tempat tidur yang ada di rumah sakit ( rs) ketimbang mendirikan tenda di halaman rs.
Menurutnya, mendirikan tenda di rs tidak memenuhi standar medis. Terlebih, di tengah kondisi cuaca tidak menentu yang berpotensi membuat pasien di dalam tenda merasa tidak nyaman.
"Daripada membuat tenda, akan lebih aman jika menambah tempat isolasi di dalam rumah sakit. Dengan begini, standar medis yang dibutuhkan pasien Covid-19 akan terpenuhi," terangnya melalui keterangan pers resmi, dikutip Kompas.com, Selasa (6/7/2021).
Ia menuturkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri akan menerapkan 60 persen tempat tidur di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soediran Mangun Sumarso sebagai tempat isolasi perawatan pasien Covid-19.
Baca juga: Bupati Jekek Tegaskan Tak Akan Beri Toleransi bagi Pelanggar Aturan PPKM Darurat
"Sebab, dalam kondisi apapun, pemerintah harus selalu hadir memberikan pelayanan dan perlindungan terbaik untuk masyarakat," tuturnya.
Selain itu, Jekek menjelaskan, Pemkab Wonogiri juga sudah berkoordinasi dengan seluruh rs swasta yang menjadi rujukan.
Setiap rs yang telah dihubungi pun mengaku bisa memberi tambahan 40 persen ruang isolasi apabila terjadi lonjakan kasus positif Covid-19.
Di samping itu, orang nomor satu di Kabupaten Wonogiri tersebut juga telah menyiapkan opsi lain untuk tempat isolasi lain apabila rs rujukan tidak mampu lagi melayani pasien Covid-19.
“Kami menyiapkan Gedung PGRI yang ada di Kota Wonogiri. Gedung itu bisa menampung 200 pasien,” ujarnya.
Baca juga: Putus Mata Rantai Penularan Covid-19, Bupati Jekek: Harus Ada Kebijakan Terintegrasi
Meski demikian, lanjut Jekek, pemilihan gedung PGRI sebagai tempat isolasi itu akan dilakukan sebagai opsi terakhir. Sebab, saat ini rs dinilai masih bisa memenuhi perawatan untuk pasien Covid-19.
Agar perawatan di rs optimal, Jekek pun hanya memperbolehkan pasien Covid-19 dengan gejala yang dirawat di rs.
Sementara itu, pasien positif tanpa gejala cukup menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah dengan pengawasan satuan tugas (satgas) Covid-19.
Agar tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Covid-19 tidak kelelahan, Pemkab Wonogiri juga telah menjalin sejumlah kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan medis.
Bahkan, saat ini sudah ada pengiriman sumber daya manusia (SDM) dari berbagai lembaga pendidikan medis untuk sejumlah rs di Kabupaten Wonogiri.
Baca juga: Wonogiri Satu-satunya Zona Merah Covid-19 di Jateng, Bupati Jekek: Saya Kaget
“Pengiriman SDM-nya sudah berjalan untuk meringankan beban nakes dan paramedis. Kami juga akan inventarisasi SDM dari lembaga-lembaga pendidikan medis itu,” ucap Jekek.
Tak hanya itu, seluruh mahasiswa berprestasi penerima beasiswa Pemkab Wonogiri juga diminta berpartisipasi sebagai relawan untuk membantu nakes di rs dalam menangani pasien Covid-19.