KOMPAS.com – Bupati Wonogiri Joko Sutopo memastikan sumber daya manusia (SDM) yang berada di organisasi pemerintah daerah (OPD) jajarannya berkompeten sesuai dengan profesionalitas masing-masing dengan sistem yang berjalan.
“OPD yang dijabat orang sesuai kompetensinya akan melahirkan pemikiran-pemikiran yang visioner sehingga bisa menerjemahkan apa yang menjadi visi dan misi kepala daerah,” kata bupati yang akrab disapa Jekek ini.
Menurut Jekek, kompetensi pejabat yang berada di OPD akan menjadikan penggunaan anggaran efesien.
Pasalnya, wilayah Kabupaten Wonogiri tergolong luas dengan jumlah penduduk yang banyak. Namun, postur anggaran yang dimiliki terbatas.
“Kalau ini tidak dikelola dengan basis efisiensi maka tidak akan mungkin Wonogiri melakukan perubahan,” ungkapnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (14/12/2020).
Baca juga: Stop Lonjakan Kasus Covid-19, Pemkab Wonogiri Minta Warga Tunda Liburan Akhir Tahun
Jekek mencontohkan, efisiensi anggaran itu terlihat dari pemangkasan jumlah kegiatan hingga mencapai 80 persen.
Sebelum melakukan efisiensi anggaran, kegiatan atau program di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mencapai 4.200 kegiatan. Setelah dilakukan efisiensi tinggal 835 kegiatan.
“Kenapa itu bisa terjadi karena memberdayakan SDM yang ada dengan sistem. Bukan dengan representasi dekat orang tertentu tetapi berbasis kompetensi,” ujar Jekek.
Dia pun optimistis pertumbuhan ekonomi akan terus berkembang saat kesehatan dan pendidikan terjamin serta budaya sosialnya terselenggara dengan baik.
Selain itu, aparatur sipil negara (ASN) selaku penyelenggara pemerintah yang dikelola baik juga memiliki harapan menumbuhkan ekonomi.
Baca juga: Bupati Jekek Tegaskan Siapa Pun Berhak Investasi di Wonogiri asalkan Prasyaratnya Terpenuhi
Bagi Jekek, bila pertumbuhan ekonomi terus berjalan maka pemerintah tinggal menyempurnakan revitalisasi infrastruktur dasar yang ada di Kabupaten Wonogiri.
“Tanggung jawab jalan di level kabupaten sudah selesai. Saat ini kami melakukan koneksitas dengan kebijakan yang bersumber dari dana desa,” ungkapnya.
Dia menyebut, ada dana desa Rp 300 juta untuk pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan dan rehabilitasi rumah tidak layak huni.
Jekek menyatakan, mimpi Wonogiri maju akan terselenggara dengan sebaik-baiknya, jika intensitas, interkoneksitas pemerintah kabupaten dan pemerintah desa menjadi program berkelanjutan
Nah, strategi tersebut Jekek lakukan untuk memajukan bumi gaplek yang sebelumnya acapkali disebut sebagai salah satu daerah tertinggal di Jawa Tengah.
Baca juga: Usai Pilkada, Pemkab Wonogiri Gandeng TNI dan Polri Masifkan Sosialisasi Bahaya Covid-19
Kini setelah empat tahun lebih menjabat bupati, Jekek mampu membalikan keadaan. Hal ini terlihat dari turunnya angka kemiskinan di Kabupaten Wonogiri, bahkan penurunannya terbesar di Jawa Tengah.
“Selama empat tahun angka kemiskinan Wonogiri turun tiga persen dari 13 menjadi sepuluh persen. Turun tiga persen ini terbesar penurunan angka kemiskinan se Jawa Tengah,” katanya.
Tak hanya itu, indeks pembangunan manusia juga meningkat dari 6,7 menjadi 6,9. Selain itu tingkat pengangguran terbuka sebesar 2,1 persen terendah se-Jawa Tengah.
Keberhasilan Jekek mencapai prestasi itu lantaran visi dan misinya yang menginginkan masyarakat Wonogiri terus maju, mulai itu dari berpikir, kesehatan, ekonomi dan sosial budayanya.
Untuk mewujudkan itu, Bupati jekek menyebut masyarakatnya harus pintar dan fasilitas kesehatan harus ditingkatkan.
Baca juga: Jelang Libur Panjang Akhir Tahun, Bupati Wonogiri Tutup Tempat Wisata
“Budaya sosialnya kami pun harus menjadi tata nilai baru yang dibangun di atas kesadaran berbangsa dan bernegara,” terangnya.
Agar mencapai visi dan misi itu, Jekek bersama jajarannya menyelenggarakan pemerintahan dengan kebijakan menuju masyarakat Wonogiri yang pintar, sehat, dan berbudaya.