KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri meminta warga yang ingin merencanakan liburan akhir tahun ke tempat wisata di wilayahnya ini agar dapat ditunda.
Hal itu lantaran Pemkab Wonogiri tak ingin kecolongan terjadi lonjakan kasus Covid-19 pasca libur panjang akhir tahun.
Oleh karenanya, pemerintah daerah setempat berencana akan menutup kembali tempat wisata di masa libur akhir tahun.
“Memang ada kebijakan liburan akhir tahun. Tetapi saya tidak mau kecolongan lagi. Untuk itu kami akan menutup tempat wisata di wilayah Kabupaten Wonogiri,” ujar Bupati Wonogiri Joko Sutopo yang akrab disapa Jekek, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Bupati Jekek Tegaskan Siapa Pun Berhak Investasi di Wonogiri asalkan Prasyaratnya Terpenuhi
Jekek mengatakan, kebijakan penutupan kembali tempat wisata untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
“Apalagi, biasanya di tempat wisata saat masa liburan selalu dijubeli dengan kerumunan pengunjung,” katanya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas terima, Jumat (11/12/2020).
Sebelum menutup tempat wisata di wilayah Kabupaten Wonogiri, pemerintah terlebih dahulu menyosialisasikan kebijakan itu kepada publik.
“Kami akan bersurat terlebih dahulu kepada pengelola tempat-tempat wisata di Kabupaten Wonogiri terkait kebijakan ini,” jelas Jekek.
Kendati demikian belum diketahui kepastian waktu penutupan tempat wisata dimulai. Pemkab Wonogiri akan terlebih dahulu mempersiapkan teknis penutupannya.
Sebelum adanya kebijakan tersebut, Jekek mengatakan, tempat wisata di Wonogiri sempat dibuka lantaran saat itu kasus Covid-19 Kabupaten ini dalam kondisi landai.
“Selain itu, sudah menjadi instruksi pemerintah pusat agar pemerintah daerah (pemda) memperhatikan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya pada masa pandemi,” imbuhnya.
Pemkab Wonogiri mulai membuka tempat wisata pada Minggu (29/11/2020). Adapun tempat wisata yang pertama kali dibuka pada masa pandemi adalah Waduk Gajah Mungkur.
Baca juga: Rute dan Harga Tiket Masuk Museum Sewu Rai di Wonogiri
Beberapa hari kemudian, tempat wisata lainnya, seperti yang dikelola pemerintah maupun swasta menyusul dibuka.
“Waktu saya sebelum cuti kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), semuanya sangat landai dan tertangani dengan baik. Saat itu, kasus baru mencapai angka 243 kasus,” kata Jekek.
Tak hanya itu, lanjut Jekek, posisi Kabupaten Wonogiri saat pembukaan tempat wisata berada pada zona kuning dengan potensi penularan yang rendah cenderung ke hijau.
Setelah tempat wisata dibuka, Pemkab Wonogiri sudah mengingatkan kepada pengelola bila terjadi lonjakan kasus maka bisa ditutup kembali.
“Kami sudah sampaikan sebelum memberikan izin pembukaan tempat wisata, jika terjadi sesuatu yang berkaitan dengan peningkatan kasus Covid-19 signifikan, maka pemerintah akan mengambil kebijakan baru (penutupan),” jelas Jekek.
Jekek menegaskan, kebijakan pembukaan tempat wisata di masa pandemi bisa dikaji kembali manakala terjadi peningkatan kasus yang signifikan.
Baca juga: Tekan Lonjakan Kasus Covid-19, Pemkab Wonogiri Luncurkan Beberapa Kebijakan
Sebagai informasi, dalam dua bulan terakhir, lonjakan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Wonogiri naik drastis dari 243 kasus menjadi 855 orang.
Dari jumlah itu, 763 orang dinyatakan sembuh, 39 mendapat perawatan di rumah sakit, 11 menjalani isolasi mandiri dan 42 orang meninggal dunia.
Untuk itu, Jekek mengingatkan agar seluruh warga Kabupaten Wonogiri makin ketat menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Baca juga: 5 Aktivitas di Istana Parnaraya Wonogiri, Foto ala Keluarga Kerajaan
“Saya minta seluruh warga tetap memakai masker, rajin cuci tangan, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan,” pinta Jekek.