KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memastikan genangan air yang sempat mengepung Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (16/1/2025) malam sudah surut.
Lurah Meteseh Joko Rahmantoko mengatakan, genangan air tersebut sudah surut sejak pukul 00.00 WIB dan warga yang sempat mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
"Hanya meluap sebentar dan pukul 12 malam langsung surut. Warga pun sudah kembali ke rumah masing-masing," ujar Joko dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (18/1/2025).
Sebelumnya, warga melakukan evakuasi mandiri ke lokasi aman begitu mendengar alarm peringatan dini ketinggian air sungai. Evakuasi tersebut dibantu oleh aparat terkait.
Baca juga: Dukung Swasembada Pangan, Pemkot Semarang Kenalkan Pertanian Terpadu di Sekolah
Joko menjelaskan, genangan air di kawasan RW 26 perumahan tersebut terjadi karena limpasan air dari perumahan sekitar yang lebih tinggi dan tidak tertampung ke Sungai Babon.
"Debit air Sungai Babon memang tinggi malam itu sehingga limpasan air dari perumahan sekitar yang lebih tinggi tidak tertampung ke sungai, tetapi langsung menggenangi kawasan RW 26 perumahan," ungkap Joko.
Untuk membersihkan sisa-sisa dampak limpasan air, pihak kelurahan dan kecamatan bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait telah bergerak melakukan penanganan.
OPD yang terlibat antara lain adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran, hingga Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Suwarto memastikan keseriusan Pemkot Semarang dalam menanggulangi genangan yang kerap melanda Perumahan Dinar Indah.
Baca juga: Antisipasi Dampak Musim Hujan, Pemkot Semarang Rampungkan Pembangunan Rumah Pompa Tanah Mas
Ia menyebutkan, pihaknya secara intens terus melakukan koordinasi lintas sektor bersama petugas penjaga Bendung Pucang Gading yang menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan penjaga pintu air Pucang Gading untuk memperhatikan ketepatan waktu melakukan buka tutup pintu air. Dengan begitu, tidak terjadi keterlambatan pembukaan yang mengakibatkan air Sungai Mluweh meluap," ujar Suwarto.