KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berupaya mereplikasi keberhasilan Desa Wisata Kandri menjadi inspirasi bagi desa lain dengan meluncurkan program inovatif bertajuk 10 Kandri Baru.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang merancang program itu untuk membina dan memberdayakan desa-desa wisata baru agar mampu mencapai level keberhasilan yang sama dengan Desa Wisata Kandri.
Untuk mendukung keberhasilan program itu, Disbudpar Kota Semarang menggandeng komunitas Sinau Bareng Pemasaran Pariwisata (Sibarista) sebagai mitra pendamping.
Para fasilitator berasal dari desa wisata yang telah sukses, seperti Kandri, Nongkosawit, Jamalsari, dan Wonolopo.
Mereka akan membimbing desa-desa wisata baru dalam tata kelola pemasaran hingga produk wisata mereka terjual.
“Untuk mencapai desa wisata yang mumpuni, pengelolaan manajemen, promosi, dan pemasaran harus diterapkan dengan baik oleh pengelola desa wisata,” ujar Kepala Disbudpar Kota Semarang Wing Wiyarso dalam siaran pers, Kamis (16/1/2025).
Baca juga: Amankan Masa Depan Pangan dan Energi, Pemkot Semarang Luncurkan Inovasi Berbasis Lahan Salin
Untuk diketahui, Desa Wisata Kandri membuktikan keberhasilannya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Semarang.
Dengan inovasi dalam menciptakan paket wisata dan mengemas event berbasis kearifan lokal, Kandri berhasil memberikan dampak positif bagi perekonomian, pelestarian lingkungan, dan pengembangan sosial budaya masyarakat setempat.
Melihat potensi besar itu, Pemkot Semarang ingin memastikan manfaat pariwisata dirasakan secara merata oleh masyarakat di berbagai wilayah.
Pada 2025, program 10 Kandri Baru akan memfokuskan pendampingan pada lima rintisan desa wisata.
Pertama, Desa Wisata Pudak Payung dengan keindahan alam seperti Curug Kedung Kudhu, Air Terjun Kaligarang, serta seni gamelan dan Kolintang.
Kedua, Desa Wisata Kampung Sawah yang mengemas atraksi edukasi pertanian, pembuatan pupuk organik, dan konservasi burung hantu.
Baca juga: Masih Ada 44 Hektar Kawasan Kumuh, Ini Upaya yang Dilakukan Pemkot Semarang
Ketiga, Desa Wisata Kampung Melayu dengan kekayaan wisata budaya, religi, serta aktivitas urban yang dapat dikembangkan sebagai wisata buatan.
Keempat, Desa Wisata Banget Ayu yang memiliki potensi wisata kuliner, mulai dari jajanan pasar hingga makanan khas lokal.
Kelima, Desa Wisata Kampung Djadoel yang menghadirkan pengalaman membatik dan pusat belanja batik.
Program tersebut melibatkan berbagai langkah strategis, seperti pendampingan pembuatan produk wisata, penyusunan narasi wisata (storytelling), pelatihan pemasaran bagi masyarakat lokal, hingga pemberian penghargaan melalui ajang Sibarista Marketers Award.
Adapun program itu merupakan tindak lanjut dari kesuksesan pendampingan sebelumnya.
Sebelumnya, delapan desa wisata, seperti Kampung Pelangi, Wisata Mangrove Tapak, dan Desa Wisata Jatirejo berhasil menciptakan produk unggulan yang diminati pasar.
Baca juga: Antisipasi Dampak Musim Hujan, Pemkot Semarang Rampungkan Pembangunan Rumah Pompa Tanah Mas
Penjualan tersebut dilakukan melalui berbagai cara, termasuk sales mission ke kota-kota besar seperti Malang, Surabaya, dan Bandung, serta Table Top Sibarista.
Dengan program 10 Kandri Baru, Pemkot Semarang berharap dapat menciptakan destinasi wisata baru yang tidak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat lokal, tetapi juga menjaga kearifan lokal dan kelestarian alam.