KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berhasil merampungkan tahap pertama program revitalisasi kawasan Pecinan.
Tahap pertama penataan ini meliputi perbaikan jalan, pedestrian, dan saluran air di sejumlah ruas jalan yang ada di kawasan Pecinan.
Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti mengatakan, Dinas Permukiman (Disperkim) sudah melakukan penataan fasilitas jalan, pedestrian, termasuk lampu penerangan jalan umum (PJU) di sepanjang Jalan Pekojan, Gang Mangkok, Gang Pasar baru, Gang Gambiran, Jalan Inspeksi, dan Gang Cilik.
Walkot yang akrab disapa Mbak Ita tersebut mengatakan itu yang akrab di kantor Pemkot Semarang, Jumat (10/1/2025).
Mbak Ita mengatakan, penataan itu diharapkan mampu menggeliatkan wisata Kota Semarang.
Sebab kawasan Pecinan termasuk bagian kawasan Semarang Lama selain Kota Lama dan Kampung Melayu.
Baca juga: Banjir di Semarang Sebabkan Kerugian Rp 850 Miliar Setahun
“Ke depan, kawasan Pecinan ini akan dibuat menjadi kawasan khusus perdagangan sehingga wisata Semarang Lama dapat terintegrasi satu dengan yang lainnya," ujarnya dalam siaran pers.
Adapun keberadaan Pecinan di Kota Semarang sudah ada sejak 1679.
Saat itu, imigran Cina datang dan hidup berdampingan dengan orang Jawa, Arab, dan Melayu.
Komunitas Cina, baik pedagang kelas atas maupun kelas bawah, memainkan peran ekonomi di Semarang jauh sebelum kehadiran perusahaan dagang Belanda (VOC).
Sampai pada 1742, VOC memindahkan orang-orang Cina yang kebanyakan tinggal di Gedong Batu ke daerah yang kini dikenal dengan Kawasan Pecinan di sepanjang Kali Semarang.
Di kawasan itu pula, konon, Laksamana Cheng Ho datang menggunakan kapal menyusuri Sungai Semarang hingga sekitar Kelenteng Tay Kak Sie.
Baca juga: Cerita Siswa Makan Bergizi Gratis di Semarang, Lebih Hemat dan Bisa Nabung
Kelenteng terbesar itu sering digunakan umat Cina di Kota Semarang sebagai tempat ibadah dan perayaan keagamaan.
Mbak Ita mengatakan, kelenteng Tay Kak Sie sudah menjadi ikon Kota Semarang.
Dengan berjalannya revitalisasi itu harapannya mampu mendongkrak aktivitas ekonomi kawasan sekitar.
“Terlebih, sebentar lagi umat Tionghoa akan merayakan Imlek, ini bisa menjadi tempat yang tepat untuk sembahyang bagi wisatawan asal Cina sekaligus bernostalgia," paparnya.
Dia juga menjelaskan mengenai anggaran yang digelontorkan Pemkot Semarang untuk mendukung program revitalisasi tersebut mencapai Rp10,5 miliar melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Semarang 2024.
Sebelumnya, Pemkot Semarang bermaksud melakukan revitalisasi kawasan Pecinan secara bertahap dengan alokasi anggaran sebesar Rp 76 miliar.
Baca juga: Pemkot Semarang Cegah Kenakalan Remaja Lewat RDRM, Mbak Ita; Kami Sediakan Banyak Psikolog
Untuk langkah awal, Pemkot Semarang menggelontorkan sekitar Rp10,5 miliar dan pengerjaannya selesai pada Desember 2024.
Adapun revitalisasi tahap kedua sekitar Rp 30 miliar dan sisanya pada tahap ketiga sekitar Rp 36 miliar.
Sesuai rencana, Mbak Ita mengatakan, penataan tahap kedua akan segera dilaksanakan pada 2025.
Pihaknya kini tengah berkomunikasi dengan konsultan yang terlibat dalam revitalisasi kawasan Pecinan.
"Tahapan kedua masih dalam penggodokan detail engineering design (DED)-nya. Semoga tidak memerlukan waktu lama untuk pembahasan agar kawasan Pecinan tidak hanya lebih bagus bangunannya, melainkan ada marwahnya," tandasnya.
Baca juga: Diharapkan Teruskan Profesi Orangtua, Pemkot Semarang Berikan Beasiswa bagi Anak Nelayan dan Petani