KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memantau sejumlah titik mudik di Kota Semarang untuk memastikan arus mudik berjalan lancar dan nyaman.
Pemantauan itu dilakukan bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Adapun beberapa lokasi tinjauan arus mudik, yaitu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), Bandara Internasional Ahmad Yani, Stasiun Tawang, Toko Swalayan Aneka Jaya, hingga Pasar Bulu.
“Mendampingi Bapak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM) Arifin Tasrif, kami melakukan tinjauan di SPBU terkait persediaan bahan bakar minyak (BBM). Tadi Pak Menteri sudah menyampaikan untuk stok memang tidak full, berkurang. Mungkin namanya orang beli BBM ini kan setiap saat,” ujar wanita yang akrab Mbak Ita itu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (19/4/2023).
Selain itu, lanjut dia, Menteri ESDM juga berpesan kepada Pemkot Semarang untuk memonitor SPBU agar tidak terjadi kekosongan BBM.
Dari pemilik SPBU sendiri menyampaikan bahwa tidak ada masalah terkait stok karena aman semua juga sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Saat melakukan kunjungan di Stasiun Tawang, Mbak Ita mengungkapkan bahwa sudah terjadi kenaikan jumlah penumpang sejak Jumat (14/4/2023).
Akumulasi jumlah penumpang sejak hari Jumat hingga hari ini, Rabu (19/4/2023), mencapai 120.000 orang dengan rincian penumpang hari ini sebanyak 16.000 orang.
Diperkirakan total pemudik di Stasiun Tawang akan mencapai 270.000 orang pada 2023.
Baca juga: Hindari Macet Tol Cikampek, Pemudik Bisa Gunakan Jalur Alternatif di Bogor
Untuk mengantisipasi hal tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) sendiri telah menyiapkan 13 kereta api reguler dan enam kereta api tambahan.
Sementara itu, di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, per Rabu (19/4/2023), telah datang sekitar 8.000 penumpang. Setidaknya terjadi kenaikan 40 persen jumlah penumpang dibanding 2022.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang Hardi Ariyanto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan flight tambahan untuk mengakomodasi kenaikan jumlah penumpang.
“Terima kasih pada Bu Wali, Forkopimda, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang telah melakukan peninjauan arus mudik,” tuturnya.
Mbak Ita menyampaikan, puncak mudik di Kota Semarang akan terjadi pada Rabu (19/4/2023) dan Kamis (20/4/2023).
“Kalau arus baliknya bisa tanggal Senin (24/4/2023) sampai Rabu (26/4/2023). Tapi bisa juga sampai Senin (1/5/2023) karena itu kan long weekend,” ucap wali kota perempuan pertama di Ibu kota Jawa Tengah (Jateng) tersebut.
Untuk terminal Mangkang sendiri sejak Jumat (14/4/2023) hingga Selasa (14/4/2023) tercatat ada sedikitnya 3000 penumpang. Pada Rabu (26/4/2023) malam dijadwalkan ada 40 bus mudik gratis yang akan tiba.
Sementara itu, arus kendaraan di Tol Kalikangkung terpantau lancar karena diberlakukan One Way dan jumlah kendaraan yang melintas Rabu (26/4/2023) pagi sudah mencapai 46.000 kendaraan. Bahkan, posko mudik juga sudah disiapkan kawasan tol ini.
Sebagai antisipasi kemacetan, Mbak Ita mengerahkan jajarannya untuk melakukan pengawasan di sejumlah titik agar kedatangan pemudik di Kota Semarang tidak mengganggu mobilitas masyarakat.
Baca juga: Meningkatkan Kualitas Transportasi Publik untuk Mobilitas yang Berkeadilan
“Kalau siang nggak terlalu kelihatan ya karena mungkin lagi puasa. Nanti waktu buka puasa itu yang akan kelihatan tumpuk-tumpuk (padat) gitu kendaraannya ya sama masyarakat Kota Semarang yang mau berbuka puasa. Tapi semoga masih bisa diantisipasi dan diatur ulang,” katanya.
Terakhir saat berkunjung ke pasar tradisional dan toko swalayan, Mbak Ita memantau harga bahan pangan kedua tempat ini mengalami sedikit kenaikan harga.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain adalah beras, cabai, daging ayam, dan daging sapi.
Meski demikian, Mbak Ita memastikan bahwa kenaikan harga tergolong normal karena masih di bawah ketentuan harga eceran tertinggi (HET).
“Ya namanya pedagang pasti mremo (aji mumpung). Tadi saya juga himbau mremo-nya jangan ketinggian, nanti masyarakat tidak mau beli. Tapi ada yang mengatakan bahwa ini harganya sudah naik dari distributor atau supplier-nya. Saya sarankan harganya diatur lagi agar wajar sehingga masyarakat masih mau beli,” tuturnya.