KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sedang menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pondok Pesantren (Ponpes) yang rencananya akan diterapkan pada 2025.
"Perda ini diharapkan bisa menjadi semangat bagi para santri untuk berkolaborasi dalam pembangunan Kota Semarang dan pemberdayaan masyarakat, sehingga santri dan ponpes dapat sejahtera," jelas Mbak Ita, sapaan akrabnya, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (22/10/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Mbak Ita setelah memimpin apel peringatan Hari Santri tingkat Kota Semarang, di halaman Balaikota Semarang, Selasa (22/10/2024).
Ia menekankan bahwa santri, sebagai bagian dari pelajar di Kota Semarang, memiliki hak dan kewajiban yang setara dalam membangun karakter dan pendidikan generasi mendatang.
Baca juga: Hari Santri Nasional, Cak Imin: Momentum Lawan Kekerasan di Lembaga Pendidikan
Oleh karenanya, Mbak Ita mengajak para santri untuk menghadapi masa depan dengan semangat juang yang tinggi.
Ia menyatakan bahwa perjuangan santri saat ini berbeda dengan masa lalu.
"Dulu, santri berjuang dengan senjata. Sekarang perjuangan mereka adalah membangun Indonesia melalui inovasi dan gotong royong, khususnya untuk Kota Semarang," tutur Mbak Ita.
Tak lupa, ia memberikan apresiasi terhadap kolaborasi antara Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan Pemkot Semarang dalam upaya pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Kesejahteraan Masyarakat di Era Jokowi, dari Pengentasan Kemiskinan hingga Nasib Kelas Menengah
Pada kesempatan yang sama, Ketua PCNU Kota Semarang Kiai Haji Anasom menyambut baik rencana Perda Ponpes.
"Kami berharap Perda Ponpes akan memberikan akses yang lebih besar bagi para santri untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka," ucapnya.
Anasom juga berharap semua 150 ponpes di Kota Semarang, baik modern maupun salafiah, dapat memanfaatkan perda tersebut.
"Semua pondok pesantren memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses berbagai program yang akan diatur oleh Perda Ponpes," imbuhnya.
Baca juga: Langgar Perda Tata Ruang, Dua Tempat Karaoke di Purworejo Akan Dibongkar, Mana Saja?
Anasom juga menyoroti keberadaan Nahdlatul Ulama (NU) Center di Kota Semarang, yang telah beroperasi selama setahun dan kini memiliki Ponpes Kyai Soleh Darat serta satu-satunya Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) di Kota Semarang.
"MAK ini fokus pada teknologi informasi (IT) dan multimedia, yang diharapkan dapat menyiapkan santri yang menguasai teknologi masa depan," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa santri tidak hanya perlu mahir menggunakan media sosial (medsos), tetapi juga diharapkan dapat menciptakan aplikasi yang bermanfaat.
Baca juga: Arti Kata “Cut Off”, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Media Sosial
Mbak Ita dan Anasom sepakat bahwa santri memiliki masa depan yang cerah dan berperan penting dalam pembangunan Indonesia.
"Dengan kemauan untuk menempa diri secara mandiri, Insya Allah mereka akan menjadi pemimpin masa depan Indonesia," imbuh Anasom.