KOMPAS.com – Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mendampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau beberapa lokasi banjir di Kota Semarang, Selasa (3/1/2023).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, agenda utama peninjauan adalah untuk mendorong percepatan penanganan banjir di Kota Semarang, terutama dari segi infrastrukturnya.
Selain itu, sambung dia, pihaknya juga mendatangkan pompa dari berbagai wilayah untuk menyedot air banjir.
“Hari ini saya datangkan lagi 3.500 debit pompa yang akan segera terpasang dari Bengawan Solo satu meter kubik per detik, dari Jogja satu meter kubik per detik, dari Cimanuk 500 liter per detik, dari Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (DKI Jakarta) ada 500 liter per detik. Saya harapkan paling lama besok sudah kering,” ungkap Basuki saat meninjau Rumah Pompa Sringin, Genuk, Semarang, Selasa.
Baca juga: Pemkot Semarang Buka Hotline untuk Korban Banjir, Bisa Minta Evakuasi hingga Surat Tanah Hilang
Menurut hasil pengamatan, lanjut Basuki, salah satu kendala dalam penanganan banjir di Kota Semarang adalah kapasitas pompa yang masih terbatas.
Oleh karenanya, pemerintah perlu memulai penanganan jangka panjang untuk mengantisipasi banjir pada masa depan.
“Masih tergenang untuk wilayah Tenggang dan Sringin tanggulnya sudah selesai diperbaiki. Sayangnya, untuk pompa air kapasitasnya masih kurang, karena butuh sekitar 60 meter volume (m3) per detik agar tidak terjadi banjir. Sedangkan kita hanya memiliki 12 m3 per detik di Tenggang maupun Sringin,” jelas Basuki dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com.
Basuki melanjutkan, Kementerian PUPR juga mendatangkan pompa 3,5 m3 per detik dari Solo, Cirebon, Yogyakarta, dan Jakarta.
“Mudah-mudahan habis ini sampai kita pasang di daerah-daerah yang masih tergenang supaya ikut bantu percepatan nyedot-nya,” tambah Basuki.
Ia menilai, jalan tol Kaligawe perlu dinaikkan, sehingga tidak menimbulkan genangan. Peninggian jalan juga bisa membantu pemerintah menambahkan beberapa pompa air.
Baca juga: Pemkot Semarang Berkolaborasi dengan BBWS Tangani Banjir, dari Tarik Air hingga Bangun Sheet Pile
“Agar jalan nasional tidak tergenang kembali, jalan tolnya harus dinaikkan di Kaligawe. Supaya jalan nasional yang berada dibawahnya bisa ditinggikan, seperti di daerah Sayung. Lalu akan ditambah pompa air di pintu Tenggang sebanyak enam pintu dan Sringin sebanyak delapan pintu,” kata Basuki.
Plt Walkot Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan bahwa Kementerian PUPR akan segera melakukan normalisasi di Kota Semarang pada awal 2023.
“Tadi dari Pak Menteri (mengarahkan) segera melakukan normalisasi, jadi kami sudah sepakat akan melakukan rapat dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan stakeholder terkait. Hal itu dilakukan karena Pak Basuki sudah memberikan support, sehingga kami juga berupaya bagaimana caranya untuk melakukan pembebasan dan menjadi prioritas untuk program di Kota Semarang,” jelas Ita.
Ita berharap, masyarakat bisa kooperatif dalam proses normalisasi, karena kondisi banjir di Semarang adalah masalah mendesak.
Baca juga: Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum untuk Warga Terdampak Banjir
“Jadi saya juga mohon pengertian dari masyarakat untuk tidak susah dilakukan proses ganti untung. Karena prinsipnya adalah sama-sama menguntungkan dan pasti masyarakat juga membutuhkan,” ujar Ita.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, penanganan banjir di sekitar Kali Plumbon sudah mendapatkan persetujuan pendanaan. Pemerintah pun akan segera melakukan pelelangan.
Ia menjelaskan, pompa portabel dari Kementerian PUPR akan disalurkan kepada Balai Besar Wilayah Sungai ( BBWS).
“Sudah ada solusi berkaitan dengan penanganan sementaranya. Untuk Kali Sringin dan Tenggang menjadi satu bagian dari rangkaian penyelesaian secara integral. Artinya, pembangunan jalan tol Semarang-Demak selesai dengan adanya kolam retensi 250 hektar dan ditambah kapasitas pompa akan dinaikkan supaya persoalan banjir di daerah timur selesai,” ujar Iswar.