KOMPAS.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi optimis mampu mendorong Rumah Sakit KRMT Wongsonegoro (RSWN) Kota Semarang menjadi rumah sakit negeri dengan standar internasional.
Menurut pria yang akrab disapa Hendi itu, hal tersebut dapat dicapai melalui peningkatan pelayanan, peralatan, serta fasilitas yang mendukung segala bentuk pelayanan medis.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun infrastruktur berupa gedung rawat jalan tiga lantai senilai Rp 99,132 miliar. Keberadaannya diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan serta kecepatan pelayanan di RSWN.
Lantai satu gedung tersebut akan digunakan untuk aktivitas perdagangan sebagai fasilitas publik. Sementara itu, lantai 2 akan digunakan buat 27 klinik rawat jalan dan lantai 3 akan dimanfaatkan sebagai area perkantoran, ruang serba guna, dan diklat.
Baca juga: Kembangkan Layanan Kesehatan Online, Wali Kota Hendi Jadi Inspirasi Kemenkes
Dengan berbagai langkah tersebut, Hendi optimis RSWN dapat mempertahankan predikat Lulus Paripurna sertifikat Akreditasi KARS versi 2012 ayng didapat pada 2016 lalu. Penilaian tersebut rutin digelar 3 tahun sekali ini.
Komitmen untuk pelayanan terbaik
Langkah Hendi untuk terus mendorong RSWN menjadi rumah sakit berstandar internasional merupakan salah satu wujud komitmen dirinya untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi warga Kota Semarang.
Hendi mengatakan, RSWN menjadi salah satu dari beberapa sektor kunci berjalannya program Universal Health Coverage (UHC) yang digagasnya. Adapun beberapa sektor tersebut, yaitu RSWN, Dinas Kesehatan Kota Semarang, serta BPJS Kesehatan.
UHC merupakan program yang menjamin seluruh masyarakat Kota Semarang untuk dapat berobat gratis. Program ini sudah berjalan sejak 1 November 2017 lalu.
Komitmen itu pun kembali ditekankan Hendi ketika menerima tim Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dalam rangka Survei Standart Nasional Arkreditasi Rumash Sakit, beberapa waktu lalu.
“Untuk bidang kesehatan, targetnya jelas bahwa tidak boleh ada warga Kota Semarang yang susah dalam berobat. Jangan sampai karena tidak ada duit, lalu tidak mendapatkan pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Baca juga: Permudah Pelayanan Publik, Wali Kota Hendi Aplikasikan Smart City
Selain itu, menurut Hendi, pihaknya juga menekankan kepada seluruh jajaran pelayanan kesehatan di Kota Semarang untuk mengedepankan pelayanan kesehatan ketimbang administrasi.
Ini perlau, karena dia tidak ingin kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan turun akibat berjalannya program pengobatan gratis.
“Jangan administrasi dulu, tetapi rawat dan dilayani dulu,” imbuh Hendi, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (01/03/2019).
Sementara itu, terkait langkah pemerataan pelayanan kesehatan, Hendi mendorong pula pembangunan RS baru tipe B di bekas lahan Puskesmas Mijen. Tujuannya, agar mampu mendekatkan pelayanan kesehatan bagi warga Kota Semarang wilayah barat.