KOMPAS.com - Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kota Semarang Tia Hendrar Prihadi manyambut baik keberadaan Rumah Kreatif BUMN (RKB) BRI. Ini karena kehadirannya bisa menjadi salah satu upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Semarang.
"Saya berharap RKB ini dapat berperan sebagai pusat data, informasi sekaligus edukasi pengembangan dan digitalisasi UMKM di Kota Semarang sebagai tuntutan kemajuan zaman. Dengan demikian produk – produk unggulan Kota Semarang menjadi lebih luas pemasarannya," kata Tia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/2/2019).
Lebih dari itu, isteri Wali Kota Semarang ini juga berharap RKB tersebut dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM dalam mengembangkan peluang usaha yang mereka miliki melalui pasar digital atau e-commerce.
”Jangan khawatir tentang modal karena Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Koperasi memiliki Program Kredit Wibawa dengan suku bunga 3 persen per tahun” imbuhnya.
Baca juga: Istri Wali Kota Semarang Dinobatkan Sebagai Pembina Terbaik Dekranasda
Wali Kota Hendi Apresiasi
Senada dengan Tia, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pun menyambut baik kerja sama yang terjadi antara RKB BRI dengan Dekranasda Kota Semarang.
Menurut Wali Kota yang akrab di sapa Hendi itu, kerja sama tersebut adalah bukti konsep "Bergerak Bersama" dalam membangun Kota Semarang yang ia usung telah berjalan benar-benar bersinergi.
Lebih lanjut Hendi menyatakan, saat ini Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Semarang mendapatkan banyak keuntungan sehingga harus memiliki semangat pengembangan diri yang tinggi.
Pasalnya tak hanya tentang aksesibilitas jalur perdagangan yang terbuka, UMKM di Kota Semarang mendapatkan pula fasilitas kredit murah tanpa agunan melalui program Kredit Wibawa.
Baca juga: 2018 Jadi Tahun Pembuktian Wali Kota Hendi Ubah Wajah Semarang
Tak hanya itu, mereka pun bisa memanfaatkan sentra-sentra UMKM yang dibangun oleh Pemerintah Kota Semarang, seperti di Srondol dan Kota Lama.
Terbukti dengan adanya berbagai fasilitas tersebut mampu memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan sektor UMKM di Kota Semarang.
Hal ini, kata Hendi, terlihat dari dari peningkatan aset UMKM. Tercatat, pada akhir 2018 peningkatan jumlah UMKM sebesar 1,71 persen dengan pergerakan asset hingga Rp 7,5 miliar.
“Maka hal ini perlu kami akselarasi dengan teknologi dan digitalisasi yang menggerakan ekonomi Semarang sehingga memberikan kemudahan memajukan Kota Semarang," jelas Hendi beberapa waktu lalu.