KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengajak ibu-ibu jamaah pengajian Jaga Gawang Aswaja untuk bersama-sama membangun Kota Semarang.
Caranya adalah dengan menggiatkan aktivitas-aktivitas sosial dan menunjukkan kepedulian terhadap pengentasan persoalan-persoalan sosial yang dihadapi masyarakat.
Apalagi, kata Hendrar, Rasulullah pernah bersabda bahwa wanita adalah tiang negara. Jika wanitanya baik maka baiklah negaranya dan jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya.
"Artinya sosok perempuan merupakan kekuatan dalam menopang pembangunan termasuk di Kota Semarang ini," ujar Hendrar saat membuka acara pengajian Jaga Gawang Aswaja belum lama ini di lingkungan Balai Kota Semarang, seperti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/1/2019).
Untuk itu, menurut Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini, pihaknya berharap bahwa ibu-ibu yang tergabung dalam Majlis Sholawat dan Dzikir Jaga Gawang Aswaja ini menjadi pionir dalam melahirkan kaum perempuan yang baik dan sholehah.
Dengan demikian benar-benar menjadi ‘tiang’ bagi Negara lebih khusus bagi Kota Semarang.
Adapun terkait kegiatan pengajian, Ketua Jaga Gawang Kota Semarang, Nyai Umi Faizah Said Kalialang, menjelaskan bahwa pengajian tersebut merupakan putaran ke-16.
Dia menyampaikan terima kasih karena ibu-ibu di sela-sela kesibukan di rumah masih istikamah mengikuti pengajian.
Dalam kesempatan itu, Hendi juga menyinggung tentang kesetaraan gender. Menurutnya kesetaraan gender dapat diaplikasikan di antaranya dengan melakukan berbagai hal berikut ini.
Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan, menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, menghapuskan perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi lainnya.
"Kemudian menghapuskan semua praktek berbahaya, seperti perkawinan dini. Lebih dari itu, kesetaraan gender juga bisa dilakukan dengan mengenali dan menghargai pekerjaan mengasuh dan pekerjaan rumah tangga," kata Hendi.
Lalu, tambah dia, menjamin partisipasi penuh dan efektif serta kesempatan yang sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan masyarakat.
Kemudian menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi serta hak reproduksi yang indikatornya terlihat dari menurunnya angka kematian ibu.
“Saat ini bagi wanita tidak boleh lagi ada larangan untuk bekerja. Wanita harus berperan agar keluarganya hebat, kotanya juga makin hebat,” ujarnya.