KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus mendorong penguatan pendidikan karakter bagi siswa sebagai bekal utama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Wakil Wali Kota (Walkot) Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, karakter bangsa merupakan modal besar untuk menyambut bonus demografi pada 2045 yang digadang-gadang bakal jadi era Indonesia Emas bagi anak-anak sekarang.
“Tahun 2045 diprediksi Indonesia akan menjadi lima negara terkuat secara ekonomi. Kekuatan kita ada pada karakter kita sebagai bangsa,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (10/5/2025).
Hal tersebut dikatakan Iswar Aminuddin saat menjadi narasumber dalam dialog pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kota Semarang di aula SMAN 2 Kota Semarang, Selasa (6/5/2025).
Salah satu pendidikan karakter yang didorong Iswar adalah dengan membiasakan pendidikan disiplin, toleransi hingga menumbuhkan kebiasaan menjaga kebersihan.
Baca juga: Diskusi Bersama BEM Undip, Agustina Terima Masukan untuk Pembangunan Kota Semarang
“Beberapa karakter unggul yang kita miliki, antara lain unggah-ungguh sopan santun menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang muda, saling berkunjung untuk mempererat persaudaraan, toleran terhadap perbedaan, serta pekerja keras,” ujarnya.
Dalam program 100 hari kerja Agustina-Iswar, kata Iswar, ada salah satu program dengan dasar penguatan karakter berbasis kearifan lokal, yakni mewujudkan Semarang Bersih melalui program Pilah Sampah.
"Saya titip kepada bapak ibu guru untuk penguatan karakter ini, menjaga kebersihan. Nyuwun tulung anak-anak dibiasakan tidak hanya selalu membuang sampah di tempatnya, tetapi mulai diajak untuk memilah sampah,” katanya.
Menurutnya, jika karakter tersebut diajarkan dan dipraktikkan, anak-anak akan terbiasa dan memberikan dampak yang luar biasa ke depannya.
Baca juga: Lewat Zero Waste, Walkot Semarang Ajak Masyarakat Pilah dan Olah Sampah
“Selain terbentuk karakter disiplin bagi anak, ini juga akan berkontribusi positif di pembangunan, yakni mencegah banjir dan menjaga kelestarian lingkungan," jelasnya.
Iswar menambahkan, salah satu prioritas dari visi dan misi pasangan Agustina dan Iswar adalah pembangunan pendidikan. Makanya selama lima tahun ke depan, 20 persen programnya berkaitan dengan pendidikan.
“Visi kami membangun karakter serta pendidikan yang berorientasi membangun toleransi di Kota Semarang,” jelasnya.
Salah satu yang menjadi prioritas dari pembangunan pendidikan itu adalah mengembangkan pendidikan toleransi sebagai modal pembangunan.
Iswar menyebutkan, program itu dijalankan mengingat Semarang sekarang tengah menjadi kota nomor satu paling toleran di Indonesia.
“ Toleransi akan menumbuhkan kasih sayang dan perdamaian, lalu perdamaian akan membuat Kota Semarang kondusif. Jika kota kondusif, investor akan mudah masuk karena keamanan terjamin,” terangnya.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Semarang Budiyanto menyampakan, pendidikan idealnya tidak hanya melahirkan pelajar yang pintar, tetapi juga bermoral.
Untuk mewujudkan hal itu, semua pihak berperan penting dalam penguatan pendidikan karakter.
"Ini adalah tanggungjawab bersama, antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Tugas orangtua tidak hanya soal menyejahterakan anaknya, tetapi juga membentuk dari awal karakter anak,” ujarnya.
Budiyanto menyebutkan, guru tidak hanya mendidik di sekolah, tetapi menumbuhkembangkan karakter anak didik.
Baca juga: Truk Sampah yang Malah Menyampah Akhirnya Diperbaiki Pemkot Semarang
“Lalu, tugas masyarakat juga harus peduli jika ada gerombolan, aktivitas kelompok anak yang mencurigakan, segera lapor ke pihak keamanan," katanya.
Terlebih, di era digital saat ini, Budiyanto menilai, informasi bisa diakses siapa pun tanpa memandang usia sehingga pendidikan karakter bakal menjadi benteng kokoh menghalau efek negatif teknologi informasi.
Menurutnya, perlu pendampingan dan kontrol ketat dari orangtua ketika anak mengakses informasi dari gawai.
“Jangan sampai anak-anak menonton film yang tidak pantas atau masuk dalam komunitas grup pergaulan bebas hingga narkoba. Jadi, Semarang bebas narkoba, kreak, dan bebas pergaulan bebas bisa terwujud," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramusinto menyampaikan, Pemkot Semarang terus memberi perhatian besar pada dunia pendidikan.
Salah satunya melalui program pengambilan ijazah siswa sekolah swasta yang terkendala biaya pendidikan.
Baca juga: Pemkot Semarang Alihkan Anggaran untuk Beasiswa, Walkot Agustina: Pendidikan Harus Merata
"Jangan sampai anak didik kita terlantar karena tidak mendapatkan selembar dokumen (ijazah). Sejatinya, pendidikan bukanlah masalah nilai atau ijazah, tetapi pembangunan karakter,” katanya mewakili Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng.
Adapun dialog tersebut mengusung tema "Urgensi Pendidikan dalam Penguatan Karakter di Era Digital".
Hadir dalam kegiatan itu segenap pengurus dan anggota Dewan Pendidikan Kota Semarang, kepala sekolah dan guru SD maupun SMP negeri di Kota Semarang, hingga orangtua murid dan perwakilan komite sekolah.