Songsong Indonesia Emas 2025, Wakil Walkot Semarang Tegaskan Pentingnya Pendidikan Karakter

Kompas.com - 10/05/2025, 13:54 WIB
I Jalaludin S,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus mendorong penguatan pendidikan karakter bagi siswa sebagai bekal utama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.  

Wakil Wali Kota (Walkot) Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, karakter bangsa merupakan modal besar untuk menyambut bonus demografi pada 2045 yang digadang-gadang bakal jadi era Indonesia Emas bagi anak-anak sekarang.

“Tahun 2045 diprediksi Indonesia akan menjadi lima negara terkuat secara ekonomi. Kekuatan kita ada pada karakter kita sebagai bangsa,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (10/5/2025). 

Hal tersebut dikatakan Iswar Aminuddin saat menjadi narasumber dalam dialog pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kota Semarang di aula SMAN 2 Kota Semarang, Selasa (6/5/2025). 

Salah satu pendidikan karakter yang didorong Iswar adalah dengan membiasakan pendidikan disiplin, toleransi hingga menumbuhkan kebiasaan menjaga kebersihan.

Baca juga: Diskusi Bersama BEM Undip, Agustina Terima Masukan untuk Pembangunan Kota Semarang

“Beberapa karakter unggul yang kita miliki, antara lain unggah-ungguh sopan santun menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang muda, saling berkunjung untuk mempererat persaudaraan, toleran terhadap perbedaan, serta pekerja keras,” ujarnya.

Dalam program 100 hari kerja Agustina-Iswar, kata Iswar, ada salah satu program dengan dasar penguatan karakter berbasis kearifan lokal, yakni mewujudkan Semarang Bersih melalui program Pilah Sampah.

"Saya titip kepada bapak ibu guru untuk penguatan karakter ini, menjaga kebersihan. Nyuwun tulung anak-anak dibiasakan tidak hanya selalu membuang sampah di tempatnya, tetapi mulai diajak untuk memilah sampah,” katanya. 

Menurutnya, jika karakter tersebut diajarkan dan dipraktikkan, anak-anak akan terbiasa dan memberikan dampak yang luar biasa ke depannya. 

Baca juga: Lewat Zero Waste, Walkot Semarang Ajak Masyarakat Pilah dan Olah Sampah

“Selain terbentuk karakter disiplin bagi anak, ini juga akan berkontribusi positif di pembangunan, yakni mencegah banjir dan menjaga kelestarian lingkungan," jelasnya.

Iswar menambahkan, salah satu prioritas dari visi dan misi pasangan Agustina dan Iswar adalah pembangunan pendidikan. Makanya selama lima tahun ke depan, 20 persen programnya berkaitan dengan pendidikan.

“Visi kami membangun karakter serta pendidikan yang berorientasi membangun toleransi di Kota Semarang,” jelasnya. 

Salah satu yang menjadi prioritas dari pembangunan pendidikan itu adalah mengembangkan pendidikan toleransi sebagai modal pembangunan.

Iswar menyebutkan, program itu dijalankan mengingat Semarang sekarang tengah menjadi kota nomor satu paling toleran di Indonesia. 

Baca juga: Peringati Hardiknas 2025, Wawalkot Semarang Tekankan Pentingnya Karakter dan Budaya dalam Pendidikan Digital

Toleransi akan menumbuhkan kasih sayang dan perdamaian, lalu perdamaian akan membuat Kota Semarang kondusif. Jika kota kondusif, investor akan mudah masuk karena keamanan terjamin,” terangnya.

Pelajar yang pintar dan bermoral

Ketua Dewan Pendidikan Kota Semarang Budiyanto menyampakan, pendidikan idealnya tidak hanya melahirkan pelajar yang pintar, tetapi juga bermoral. 

Untuk mewujudkan hal itu, semua pihak berperan penting dalam penguatan pendidikan karakter.

"Ini adalah tanggungjawab bersama, antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Tugas orangtua tidak hanya soal menyejahterakan anaknya, tetapi juga membentuk dari awal karakter anak,” ujarnya. 

Budiyanto menyebutkan, guru tidak hanya mendidik di sekolah, tetapi menumbuhkembangkan karakter anak didik. 

Baca juga: Truk Sampah yang Malah Menyampah Akhirnya Diperbaiki Pemkot Semarang

“Lalu, tugas masyarakat juga harus peduli jika ada gerombolan, aktivitas kelompok anak yang mencurigakan, segera lapor ke pihak keamanan," katanya.

Terlebih, di era digital saat ini, Budiyanto menilai, informasi bisa diakses siapa pun tanpa memandang usia sehingga pendidikan karakter bakal menjadi benteng kokoh menghalau efek negatif teknologi informasi.

Menurutnya, perlu pendampingan dan kontrol ketat dari orangtua ketika anak mengakses informasi dari gawai. 

“Jangan sampai anak-anak menonton film yang tidak pantas atau masuk dalam komunitas grup pergaulan bebas hingga narkoba. Jadi, Semarang bebas narkoba, kreak, dan bebas pergaulan bebas bisa terwujud," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramusinto menyampaikan, Pemkot Semarang terus memberi perhatian besar pada dunia pendidikan. 

Salah satunya melalui program pengambilan ijazah siswa sekolah swasta yang terkendala biaya pendidikan.

Baca juga: Pemkot Semarang Alihkan Anggaran untuk Beasiswa, Walkot Agustina: Pendidikan Harus Merata

"Jangan sampai anak didik kita terlantar karena tidak mendapatkan selembar dokumen (ijazah). Sejatinya, pendidikan bukanlah masalah nilai atau ijazah, tetapi pembangunan karakter,” katanya mewakili Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng.

Adapun dialog tersebut mengusung tema "Urgensi Pendidikan dalam Penguatan Karakter di Era Digital".

Hadir dalam kegiatan itu segenap pengurus dan anggota Dewan Pendidikan Kota Semarang, kepala sekolah dan guru SD maupun SMP negeri di Kota Semarang, hingga orangtua murid dan perwakilan komite sekolah.

Terkini Lainnya
Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Lakukan Peremajaan Pompa dan Kolam Retensi

Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Lakukan Peremajaan Pompa dan Kolam Retensi

Semarang
Pijar Semar, Wujud Komitmen Pemkot Semarang Lindungi Pekerja Rentan

Pijar Semar, Wujud Komitmen Pemkot Semarang Lindungi Pekerja Rentan

Semarang
Kurangi Pencemaran Udara, Wali Kota Agustina Uji Coba Bus Listrik Trans Semarang

Kurangi Pencemaran Udara, Wali Kota Agustina Uji Coba Bus Listrik Trans Semarang

Semarang
Pemkot Semarang Dukung Pelatihan Dewan Hakim Jelang MTQ Kota Semarang 2025

Pemkot Semarang Dukung Pelatihan Dewan Hakim Jelang MTQ Kota Semarang 2025

Semarang
Banjir Rugikan Ratusan Miliar Rupiah, Pemkot Semarang Tambah Pompa Kapasitas 1.000 Liter per Detik

Banjir Rugikan Ratusan Miliar Rupiah, Pemkot Semarang Tambah Pompa Kapasitas 1.000 Liter per Detik

Semarang
Pemkot Semarang Gelar Festival Wayang Semesta Volume 1, Jaga Tradisi dan Gerakkan UMKM

Pemkot Semarang Gelar Festival Wayang Semesta Volume 1, Jaga Tradisi dan Gerakkan UMKM

Semarang
Pemkot Semarang Tegaskan Aksi di RS Wongsonegoro Murni Masalah Internal Rekanan Swasta

Pemkot Semarang Tegaskan Aksi di RS Wongsonegoro Murni Masalah Internal Rekanan Swasta

Semarang
Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga

Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga

Semarang
Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan

Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan

Semarang
Sinergi Atasi Banjir Kaligawe, Pemkot Semarang Bangun Sodetan Baru dari Hibah Tanah Unissula

Sinergi Atasi Banjir Kaligawe, Pemkot Semarang Bangun Sodetan Baru dari Hibah Tanah Unissula

Semarang
Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum di Tiga Kecamatan

Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum di Tiga Kecamatan

Semarang
Walkot Semarang Tanggung Pendidikan Anak Korban Rumah Roboh di Kauman

Walkot Semarang Tanggung Pendidikan Anak Korban Rumah Roboh di Kauman

Semarang
Ratusan Peserta Ikuti Sarasehan Pemuda, Wadah Konsolidasi dan Kolaborasi Anak Muda Kota Semarang

Ratusan Peserta Ikuti Sarasehan Pemuda, Wadah Konsolidasi dan Kolaborasi Anak Muda Kota Semarang

Semarang
Rakor Penanganan Banjir, Walkot Agustina Dorong Peningkatan Kapasitas Pompa dan Percepatan Pengerukan

Rakor Penanganan Banjir, Walkot Agustina Dorong Peningkatan Kapasitas Pompa dan Percepatan Pengerukan

Semarang
Pastikan Jaringan Dipulihkan, Walkot Semarang Agustina Perintahkan Diskominfo Cabut Surat Penonaktifan Internet Monitoring CCTV

Pastikan Jaringan Dipulihkan, Walkot Semarang Agustina Perintahkan Diskominfo Cabut Surat Penonaktifan Internet Monitoring CCTV

Semarang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com