KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menegaskan komitmennya untuk terus mengawal proses pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi ulama besar Kiai Haji (KH) Sholeh Darat.
Hal itu disampaikan Wali Kota Semarang Agustina dalam Seminar Nasional Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional KH Sholeh Darat yang digelar pada Sabtu (10/5/2025). Adapun seminar ini merupakan bagian dari rangkaian Haul KH Sholeh Darat di Kota Semarang, Jawa Tengah.
“Atas nama Pemkot Semarang, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia haul dan semua pihak yang menggagas seminar ini. Acara ini tonggak penting untuk mendorong pengakuan negara terhadap jasa besar KH Sholeh Darat,” ujar Agustina dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu.
Agustina menyebut, pihaknya telah menerima berkas pengusulan yang lengkap dan siap menindaklanjuti dengan surat resmi kepada pemerintah pusat.
Baca juga: Songsong Indonesia Emas 2025, Wakil Walkot Semarang Tegaskan Pentingnya Pendidikan Karakter
“Seminar ini menjadi penguat bagi kami untuk segera menindaklanjuti proses pengusulan ke tingkat nasional,” katanya.
KH Sholeh Darat dikenal sebagai salah satu ulama kharismatik pada abad ke-19 yang berpengaruh besar dalam dunia pendidikan dan pemikiran Islam di Indonesia.
Ia tidak hanya dikenal karena karya-karyanya, seperti tafsir Faidurrahman yang ditulis dalam bahasa Jawa agar mudah dipahami masyarakat, tetapi juga karena perannya sebagai guru dari para tokoh pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia.
“KH Sholeh Darat bukan sekadar ulama. Beliau adalah penjaga peradaban dan guru dari para pahlawan nasional. Sudah sangat pantas beliau diberi gelar Pahlawan Nasional,” tegas Agustina.
Dari pesantren yang dipimpinnya di Kampung Darat, Semarang, KH Sholeh Darat diketahui mendidik KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).
Ia juga dikenal sebagai ulama yang menginspirasi RA. Kartini lewat penjelasan tafsir Al-Quran yang membuka wawasan Kartini tentang ajaran Islam dan kebebasan berpikir.
Agustina berharap, pengusulan gelar tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk sejarawan dan masyarakat umum.
Ia juga menyebut, pengusulan ini selaras dengan upaya Pemkot Semarang mengembangkan kawasan religi di sekitar makam dan masjid peninggalan KH Sholeh Darat.
“Semoga ini menjadi bagian dari visi besar kami menjadikan Semarang sebagai destinasi wisata religi, khususnya di kawasan peninggalan beliau,” kata Agustina.
KH Sholeh Darat dianggap sebagai sosok yang mewakili semangat intelektual Islam yang membebaskan, memperkuat identitas keislaman masyarakat pribumi, dan melawan ketertinggalan di masa kolonial.
Warisannya terus hidup dalam nilai-nilai keilmuan, kebangsaan, dan keagamaan yang ia tanamkan pada para muridnya.