KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang resmi memulai arah baru pembangunan jangka menengah melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2030.
Dalam forum Musrenbang RPJMD 2025–2030 di MG Setos Hotel, Senin (5/5/2025), Wali Kota (Walkot) Semarang Agustina Wilujeng menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur, penguatan lingkungan hidup, dan pengembangan ekonomi kerakyatan sebagai fondasi utama pertumbuhan kota lima tahun ke depan.
“Setiap tahun akan ada tema prioritas. Biasanya anggaran dibagi rata agar semua berjalan. Sekarang kami ubah, kami fokus. Infrastruktur dan layanan dasar harus kita selesaikan dulu,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (6/5/2025).
Agustina menegaskan pendekatan tersebut sekaligus mengubah pola penganggaran yang sebelumnya cenderung merata ke semua sektor dalam satu waktu.
Kini, pembangunan dilakukan secara bertahap dan fokus, sesuai kebutuhan dan prioritas kota.
Baca juga: Warga Cilincing Tolak Pembangunan Ruko di Atas Lahan Bekas Lapangan dan Taman
Pada 2025 akan menjadi awal implementasi berbagai program prioritas, seperti pembangunan rumah inspirasi di sejumlah kecamatan, peluncuran kartu BRT gratis bagi pelajar dan mahasiswa ber-KTP Semarang, serta penambahan kuota JKN.
“Pemkot Semarang juga menyiapkan peta jalan (roadmap) terintegrasi untuk penanganan banjir,” imbuh Agustina.
Selanjutnya, pada 2026 akan difokuskan pada pengelolaan lingkungan hidup, termasuk perbaikan armada pengangkut sampah dan kontainer.
Sebagian pembiayaan direncanakan melalui forum CSR yang akan diaktifkan kembali dengan melibatkan kalangan pengusaha.
“Pada 2027 menjadi momentum pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kerakyatan berbasis produk unggulan daerah,” jelas Agustina.
Baca juga: Daftar Fitur Unggulan Suzuki Fronx, Sentuhan Futuristik
Kemudian pada 2028, fokus pembangunan diarahkan ke peningkatan infrastruktur strategis.
Sedangkan pada 2029, Pemkot Semarang menargetkan peningkatan daya saing kota guna mendukung pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
Puncaknya, pada 2030 diharapkan menjadi titik capaian visi besar Kota Semarang sebagai pusat ekonomi yang maju, berkeadilan sosial, berkelanjutan, dan inklusif.
“Visi dan misi adalah cita-cita yang kita gantungkan setinggi langit. Yang penting kita sadar bahwa kita punya potensi besar, sumber daya manusia (SDM), kekayaan alam, dan kekuatan APBD yang hampir Rp 6 triliun, tertinggi di Jawa Tengah,” jelas Agustina.
Baca juga: Proyek Flyover Juanda-Margonda Dipercepat, Wali Kota Depok Jamin Tanpa APBD
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengajak seluruh warga untuk aktif berpartisipasi dalam setiap tahapan pembangunan guna mewujudkan visi Kota Semarang.
“Jika visi dan misi yang telah kita tetapkan tidak dijalankan secara maksimal, maka kepemimpinan saya bersama Pak Iswar akan sia-sia,” tegas Agustina.
Musrenbang RPJMD 2025–2030 dihadiri 371 peserta dari unsur OPD, BUMD, instansi vertikal, akademisi, dan tokoh masyarakat. Forum ini juga mendapat apresiasi dari kalangan penyandang disabilitas yang terlibat aktif dalam perencanaan.
Baca juga: Agus Disabilitas Kaget Dituntut 12 Tahun Penjara, Tim Pengacara Siapkan Pembelaan
“Teman-teman difabel merasa dihargai. Kami diberikan ruang menyampaikan kebutuhan dan harapan kami,” ujar Wakil Ketua HIMIKS dan pendiri komunitas Semar Cakep, Fitri Maryunani.
Ia berharap pembangunan Kota Semarang ke depan benar-benar inklusif, menjamin hak difabel, dan membuka ruang partisipasi yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan pembangunan berbasis tema, RPJMD 2025–2030 menjadi tonggak penting arah pembangunan Kota Semarang lima tahun ke depan.