KOMPAS.com - Demi meningkatkan kenyamanan aktivitas masyarakat Kota Semarang dan wisatawan, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terus mewujudkan kota yang dipimpinnya menjadi green city atau kota hijau.
Salah satu caranya adalah dengan menyediakan sejumlah fasilitas publik yang sesuai prinsip konsep kota hijau, seperti pembangunan jalur pedestrian berinovasi beton berpori.
"Dengan inovasi itu maka ketika ada air hujan, tetap bisa terserap ke tanah walaupun permukaannya dibeton untuk kenyamanan pejalan kaki," jelas Wali Kota Semarang yang akrab di sapa Hendi ini seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Jumat (11/1/2018).
Lebih lanjut Hendi menjelaskan bahwa inovasi beton serap air atau beton berpori juga dapat meningkatkan kenyamanan pejalan kaki, karena mencegah adanya genangan air.
Ini terjadi karena lapisan beton berpori paling atas memungkinkan air mengalir melalui matriks batu kecil yang relatif besar ke puing lebih longgar di bawahnya. Adapun saluran drainase di bagian paling bawahnya akan membantu meningkatkan jumlah air yang dapat diserap.
Selain itu, inovasi beton berpori milik Pemerintah kota (Pemkot) Semarang tersebut juga diklaim dapat mengurangi pemanasan aspal dalam cuaca panas, sebagai bagian dari mengejar target penurunan suhu udara di Kota Semarang.
Beton berpori itu sendiri telah ada di berbagai ruas jalan di Kota Semarang, antara lain di Kelurahan Kandri, Jalan Dr. Sutomo, Waduk Jatibarang, Jalan Veteran, jalan MT. Haryono, Jalan S. Parman, kampung kali, Jalan Abdurahmansaleh, serta Jalan Mataram.
Hendi menegaskan bahwa seluruh jajaran Pemerintah Kota Semarang fokus dalam membuat Kota Semarang menjadi lebih hijau.
"Bahkan kalau sekarang lewat di jalan pemuda, tiang penerangan jalan umum juga kita maksimalkan untuk menaruh pot-pot tanaman," pungkas Hendi.
Hendi menambahkan bahwa inovasi - inovasi pembangunan kota hijau seperti itu akan diupayakan dalam segala aspek. Tujuannya agar pembangunan yang dilakukan tidak menambah problematikan perkotaan.
"Semua kami upayakan, termasuk menggalakkan gerakan urban farming di lingkungan permukiman," kata Hendi.
Perlu diketahui, keseriusan dan ketegasan Pemkot Semarang menjadi kota hijau sudah terlihat dari terpilihnya RSUD KRMT Wongsonegoro sebagai Green Hospital pertama di Indonesia pada tahun 2018 oleh Kementrian Kesehatan.
Kemudian pembangunan gedung Dinas Kesehatan yang menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dengan konsep Green Building.
Adapun dari segi transportasi, peluncuran 72 unit Bus berbahan bakar gas hasil kerja sama dengan pemerintah Kota Toyama, Jepang pada Rabu (9/1/2019) lalu adalah bukti keseriusan Pemkot Semarang.