KOMPAS.com - Inovasi dan transfer teknologi terus dilakukan Wali Kota Semarang melalui MoU sister city atau kota kembar dengan kota-kota maju. Salah satunya dengan Kota Toyama di Jepang.
Kerja sama dengan Toyama pun langsung ditindaklanjuti dengan meluncurkan 72 bus Trans Semarang BBG di Patra Convention Hotel Semarang, Rabu (9/1/2018).
“Alhamdulillah setelah MoU sister city dengan Kota Toyama, langsung ditindaklanjuti dengan mengonversi bahan bakar solar ke gas untuk transportasi massal” ungkap Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.
Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini mengatakan, peluncuran bus tersebut diyakini mampu membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakatnya.
"Selain ramah lingkungan, pemanfaatan bahan bakar gas pada bus rapid transit (BRT) ini juga dipercaya mampu menghemat biaya operasional dari irit dan membuat mesin lebih awet," kata dia.
Orang nomor satu di Kota Semarang ini menambahkan, saat ini konversi BBG dilakukan dengan sistem retrofit, yakni bahan bakar menggunakan gas dan solar. Namun dari hasil tindaklanjut, nantinya moda transportasi massal tersebut akan dikonversi dari bahan bakar solar ke gas.
Terkait pembiayaan, Hendi menuturkan bahwa persiapan bus BBG ini dilakukan dengan skema joint crediting mechanism, yaitu dengan anggaran oleh Pemerintah Kota Semarang dan Toyama sama besar.
Perlu diketahui, kerja sama tersebut dapat terlaksana berkat dukungan fasilitas serta regulasi dari Pertamina, Pertagas Niaga, IGES, ITDP serta Rockefeller Foundation yang memprakarsai program 100 resilient cities (kota tangguh).
Dalam program tersebut, Kota Semarang terpilih sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang masuk dalam jejaring 100 kota tertangguh dunia dari sisi pengembangan transportasi yang terintegrasi.
Ke depan, Hendi akan meninjau potensi pengembangan hidro energi yang memanfaatkan arus sungai menjadi tenaga listrik. Ia melihat Kota Semarang memiliki beberapa sungai dengan arus dan debit yang berpotensi menggerakkan turbin menjadi tenaga lisrik sebagaimana di Toyama.
"Jadi kerja sama sister city atau kota kembar, khususnya dengan Toyama akan terus kami tingkatkan. Bentuk apa yang baik di Toyama, akan kita aplikasikan juga di Kota Semarang," tambahnya Hendi yang juga merupakan politisi PDI Perjuangan.
Untuk menambah moda transportasi ramah lingkungan, Hendi pun meyakini pembangkit listrik tenaga arus sungai yang ada di Toyama dapat dibangun di Kota Semarang.
Dalam peresmian tersebut, turut hadir Wali Kota Toyama, Jepang, Yoshiaki Harada dan sejumlah perwakilan Kementrian Republik Indonesia.
“Alhamdulillah setelah MoU Sister City dengan Kota Toyama, langsung ditindaklanjuti dengan mengonversi bahan bakar solar ke gas untuk transportasi massal” ungkap Hendi.