KOMPAS.com - Upaya Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau biasa disapa Hendi dalam mempermudah pelayanan publik di kotanya berbuah apresiasi.
Melalui ajang Indonesia’s Attractiveness Award (IAA) 2018 di Jakarta baru-baru ini, Kota Semarang mendapat penghargaan sebagai Kota Terbaik dalam bidang Investasi.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang diwakili Asisten Administrasi Perekonomian dan Kesra Sekda Kota Semarang Ayu Entys.
Kota Semarang bisa mendapat penghargaan ini tak lepas dari berbagai inovasi yang Wali kota Hendi lakukan. Dia membuat kebijakan yang mempermudah pelayanan kepada investor yang akan menanamkan investasinya di Kota Semarang.
Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan antaranya mencipatkan Sistem Izin Investasi Mudah dan Terpadu atau Si-Imut. Melalui sistem ini pemohon dapat melakukan pemaketan perizinan, online sistem, digital signature, integrasi sistem dan mobile sistem.
Selain SI-Imut, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) menyediakan pula fasilitas Online Single Submission atau OSS dan ruang anoman atau anjungan online mandiri.
Di ruangan ini pemohon dapat scan lampiran-lampiran permohonan izin sekaligus upload. Masih di tempat yang sama, pemohon juga mendapat pendampingan dalam proses perizinan OSS.
Terkait penghargaan tersebut, Wali Kota Hendi mangatakan, capaian ini menunjukkan adanya komitmen dari Pemkot Semarang untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Selalu saya tekankan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar harus komitmen dan jaga konsistensi untuk membuat inovasi guna mempermudah masyarakat. Bukan hanya melakukan kegiatan seremoni," ujar Hendi dalam rilis yang Kompas.com terima, Jumat (21/9/2018).
(BACA JUGA: Hendrar Ajak Pejabat Eselon Semarang Ciptakan Inovasi)
Hendi berharap penghargaan bagi Kota Semarang tersebut, tak lantas membuat jajarannya merasa bahwa kinerja kami sudah baik. Penghargaan ini justru harus dijadikan motivasi untuk lebih baik lagi,” pungkasnya.
Kemajuan daerah tentukan pertumbuhan ekonomi Indonesia
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri) Tjahyo Kumolo menyebutkan, pertumbuhan ekonomi dan daya saing Indonesia tentunya sangat ditentukan oleh kemajuan dan daya saing masing-masing daerah.
Untuk itu, kata dia, daerah yang menarik sebagai tujuan investasi akan punya kesempatan besar untuk semakin bertumbuh.
“Refleksi terhadap kemajuan daerah juga dapat dilihat dari kepuasan publik terhadap layanan-layanan yang diberikan oleh pemerintah daerah, provinsi dan kabupaten maupun lembaga-lembaga pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.
Mendagri menambahkan, refleksi tersebut kemudian bisa menjadi salah satu cermin yang sangat menentukan pertumbuhan ekonomi daerah di masa mendatang.
Lebih lanjut Tjahyo Kumolo mengatakan, penghargaan Indonesia’s Attractiveness Award ini bagus untuk kepala daerah. Melalui event ini mereka jadi sadar betapa pentingnya menjadikan daerah asal sebagai tujuan investasi dan pembangunan daerah.
Tak hanya itu, kata Mendagri, ajang tersebut dapat pula memberikan inspirasi kepada kepala daerah untuk membangun strategi-strategi yang lebih terarah dan jelas di masa depan.
Mereka juga bisa memberikan informasi kepada para investor terhadap kesempatan bisnis untuk investasi-investasi di daerah potensial di Indonesia.
(BACA JUGA: Soal Investasi, Indonesia Dianggap Kurang Nasionalis Ketimbang Jepang)
Indikator penilaian daerah
IAA sendiri menilai suatu kota/kabupaten baik untuk investasi atau tidak berdasarkan beberapa indikator. Pertama, dari Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota terhadap PDRB Provinsi di atas 20 persen atau PDRB di atas rata-rata PDRB koridor.
Kedua, pertumbuhan PDRB Kota/Kabupaten lebih besar dari rata-rata pertumbuhan per koridor atau PDRB per kapita lebih besar dari rata-rata PDRB per kapita koridor.
Ketiga, Kebupaten/kota yang tidak lolos indikator pertama dan kedua tetapi mendapatkan penghargaan IAA pada 2017.
Pengukuran Indonesia Attractivenes Index 2018 ini pun menggunakan 4 dimensi, yaitu investasi, infrastruktur, pariwisata dan pelayanan publik.
Adapun atribut untuk dimensi investasi adalah penanaman modal, PDRB sektoral, kredit, UMR, dan angkatan kerja. Sementara itu, dimensi infrastruktur, yaitu kesehatan, pendidikan, energi, ekonomi, telekomunikasi, PDAM, rasio panjang jalan dan luas wilayah.
Sedangkan itu, untuk dimensi pariwisata atributnya berupa aspek lingkungan, kebijakan pemerintah terhadap industri travel dan tourism, dan kondisi-kondisi lain yang mendukung, seperti kebudayaan dan sumber daya alam.
Untuk dimensi pelayanan publik terdiri dari atribut pengumpulan data-data layanan publik secara online, analisa layanan publik secara digital, serta data sekunder dari ombudsman.