SEMARANG, KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan menjadi wirausahawan berarti harus mau merepresentasi kepedulian kepada masyarakat banyak untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Hendrar mengatakan hal tersebut, karena dalam berbisnis bukan soal punya modal atau tidak, tetapi punya konsep yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Untuk itu, membuat sebuah konsep bisnis tidak cukup bila hanya pintar saja, tetapi juga harus peduli.
"Makanya saat Kampung Brintik di Kota Semarang diubah menjadi Kampung Pelangi. Proses pengubahan didasarkan atas konsep untuk memberikan dampak nilai ekonomi yang tinggi dan nilai kepedulian sosial," ujar Hendrar.
Wali Kota yang akrab di sapa Hendi ini mengatakan hal tersebut, saat memberikan motivasi dalam berwirausaha pada kegaiatan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Dian Nuswantoro, Senin (3/9/2018).
Hendi tak sendirian, hadir pula perwakilan start up Madhang.Id, Gibran Rakabuming dan Managing Director Grab Indonesia,. Sama dengan Hendi, keduanya didapuk memberikan motivasi dalam acara tersebut.
(BACA JUGA: Pemerintah Targetkan 20.000 Wirausaha Baru)
Lebih lanjut, Hendi mengatakan kalau dalam konsep pembangunan Kota Semarang dengan bergerak bersama, wirausahawan memiliki peran yang sangat penting.
"Ini bukan tentang keuntungan pribadi, melainkan tentang tanggung jawab kita kepada perkembangan bangsa," tutur Hendi.
Politikus PDI Perjuangan ini kemudian mencontohkan perusahaan swasta yang bertanggung jawab pada perkembangan bangsa, yaitu Madhang.Id dan Grab Indonesia. Dua perusahaan rintisan atau start up ini telah mampu memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Sementara itu, Gibran Rakabuming mengatakan, bila menjadi wirausahawan di Indonesia janganlah minder.
Anak pertama dari Presiden Joko Widodo tersebut menegaskan bahwa produk lokal saat ini sudah dicintai oleh masyarakat Indonesia sendiri. Hal ini terlihat pada pembukan Asian Games 2018 yang lalu.
"Kalau kalian lihat saat pembukaan Asian Games, jaket dan sepatu yang dipakai bapak saya adalah buatan lokal dan bagus," tegasnya.
(BACA JUGA: Apa Jadinya Indonesia Tanpa Wirausaha?)
Meski begitu, kata Gibran, jangan juga berpikiran karena produk lokal maka harganya harus murah. Sebaliknya, agar bisa bersaing di luar negeri maka harganya boleh sama dengan produk atau brand asing.
Sebagai informasi, terhitung sebanyak 3.857 mahasiswa baru dari berbagai fakultas Universitas Dian Nuswantoro hadir dalam cara tersebut. Kegiatan sendiri dilaksanakan di halaman gedung G Universitas Dian Nuswantoro, Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang.