KOMPAS.com - Sejumlah delegasi Uni Eropa melakukan serangkaian kunjungan ke Kota Semarang, Jawa Tengah. Kunjungan diawali dengan mendatangi Kantor Walikota Semarang di Jalan Pemuda, Kota Semarang, Rabu (24/1/2018).
Delegasi Uni Eropa yang terdiri atas 14 orang dipimpin oleh Vincent Guerent. Mereka berdiskusi dengan Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, untuk mendukung pengembangan Kota Semarang.
"Selama ini negara-negara anggota Uni Eropa sudah aktif dalam mendukung Kota Semarang, melalui kegiatan sosial dan juga perusahaan-perusahaan Eropa yang ada di Kota Semarang," kata Guerent.
Saat ini, ia melanjutkan, perusahaan dari Uni Eropa setidaknya telah menciptakan satu juta lapangan kerja di Indonesia, termasuk di Kota Semarang.
Baca: Pengangguran di Semarang Diprediksi Berkurang
Menanggapi paparan tersebut, Hendrar mengapresiasi kebijakan delegasi Uni Eropa yang telah mendorong masing-masing negara di Eropa untuk berpartisipasi membangun Kota Semarang.
Hendrar pun memperkenalkan program "Outstanding Semarang: sebagai upaya untuk menarik wisatawan datang ke Kota Semarang. Tujuan program tersebut, imbuhnya, menumbuhkan sektor pariwisata di kota lumpia. Adapun logo "Outstanding Semarang" tampak didominasi oleh siluet Gereja Blenduk Kota Lama sebagai ikon bangunan Heritage di Kota Semarang.
"Nanti setelah dari sini, Bapak Ibu sekalian dapat juga singgah di kawasan Kota Lama Semarang, yang dalam dua tahun terakhir telah ditata menjadi sangat indah," ajak Hendi.
Pemerintah Kota Semarang menargetkan, bangkitnya sektor pariwisata bakal meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, kesejahteraan warga Kota Semarang ikut terkerek.
Duta Besar Italia untuk Indonesia, Vittorio Sandalli, setuju dengan langkah Hendrar mempromosikan pariwisata Kota Lama Semarang. Langkah itu serupa dengan yang telah dilakukan Italia pada banyak kota bersejarah seperti Roma, Milan, dan Florence.
"Betul sekali, sangat penting untuk mempromosikan Kota Lama Semarang. Kami memiliki Cultural Herritage Task Force untuk melestarikan warisan budaya di dunia," katanya.
Tak hanya Sandalli, Duta Besar Kroasia untuk Indonesia, Drazen Margeta, juga mendukung upaya pengembangan wisata Kota Lama Semarang.
"Apa yang Bapak sampaikan tentang rencana untuk Kota Semarang memiliki kesamaan dengan Kroasia" ujar Margeta.
Menurut dia, 70 persen gross domestic product (GDP) Kroasia berasal dari jasa, khususnya pariwisata dan transportasi. Saat ini, ia melanjutkan, setiap tahunnya ada 20 juta wisatawan datang ke Kroasia yang sangat menunjang pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Perwakilan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Juliet Maric Capeling, mengungkapkan sangat senang bila dapat membantu mempromosikan Kota Semarang.
"Bagi orang Inggris, mereka sudah sangat nyaman dengan Kota Semarang karena mereka sangat menyukai obyek wisata Kota Lama yang menarik," ujarnya.
Namun di satu sisi, Juliet juga menyoroti tidak adanya penerbangan langsung dari Inggris ke Semarang. Kunjungan wisata diperkirakan bakal melonjak bila tersedia penerbangan langsung dari Inggris ke Semarang.
"Orang Inggris sangat tidak suka jika dalam perjalanan ganti pesawat. Oleh karena itu, Kami mengharapkan dengan adanya bandara baru di April mendatang, bisa dibuka penerbangan dari Inggris langsung ke Kota Semarang," katanya.