SEMARANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah berkomitmen menjadikan sektor kesehatan sebagai salah satu pilar pembangunan. Kesehatan menjadi satu kebijakan yang diambil dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warganya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, sektor kesehatan akan terus diperhatikan karena hal itu modal utama membangun sebuah kota. Ia tak ingin warganya yang sakit tidak mendapat tempat untuk dirawat.
Salah satu upaya fasilitasi yang telah dilaksanakan dengan program Universal Health Coverage (UHC) pada November 2017 lalu di RSUD Wongsonegoro. Hanya berbekal KTP, seorang yang sakit dapat dirawat di rumah sakit milik pemerintah kota itu. Syaratnya, yag bersangkutan dirawat kelas 3.
Fasilitasi itu tak sampai di situ saja. Hendrar menegaskan bahwa program UHC dapat menampung warga yang menderita kanker. Salah satunya kanker payudara, yang akrab melanda para perempuan.
Hendrar mengungkapkan, jumlah penderita kanker di Kota Semarang mengalami pasang surut. Jika pada 2014 penderita kanker mencapai 1.157 kasus, pada 2015 berkurang menjadi 654 kasus. Namun, setahun berselang atau pada 2016, penderita kanker kembali meningkat hingga menjadi 749 kasus.
“Maka dari itu, ini perlu ada langkah solusi untuk mengurangi bersama-sama. Saya amat prihatin dengan kejadian ini,” kata Hendrar, di sela Seminar dan Talkshow Kanker Payudara di Gedung Balai Kota Semarang, Senin (4/12/2017) kemarin.
Hendrar pun menyiapkan solusi agar penyakit itu tidak bertambah parah. Caranya, memberi penanganan secara dini kepada mereka yang terindikasi mengalami penyakit kanker.
Pencegahan secara dini, sambung dia, juga sebagai langkah pengobatan. Tentunya, para penderita dapat mengakses layanan kesehatan secara cuma-Cuma itu melalui program UHC.
“Minimal melakukan tindakan preventif dengan melakukan deteksi dini pemeriksaan payudara,” tambahnya.
Namun bagi mereka yang terlanjut dinyatakan sudah dalam stadium lanjut, pemerintah tetap memberikan fasilitas berobat, serta proses kemoterapi di rumah sakit kelas 3.
Dokter di RSUD Wongsonegoro Dr. Randita, Sp.B mengatakan, masyarakat perlu tahu soal tips singkat bagaimana megurangi resiko kanker payudara. Caranya dengan menerapkan langkah deteksi dini.
Pihak RSUD Semarang pun mempunyai istilah yang disebut “cerdik”, atau cek kesehatan secara berkala; menghindari asap rokok, diet gizi seimbang dilanjutkan dengan istirahat cukup dan mengelola stres.
Selain itu, untuk menghindari resiko kanker juga disarankan untuk mengkonsumsi serat buah dan sayur.
“Penuhi juga cukupan vitamin A dan D, lalu konsumsi kedelai pada wanita dewasa, dan lakukan aktivitas fisik,” pungkasnya. (KONTRIBUTOR SEMARANG/ NAZAR NURDIN)