KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Metro Wahdi Sirajuddin mengatakan, peradaban yang sukses dibangun dari wadah paling kecil, yaitu keluarga.
“Maka dari itu, besar harapan saya, bapak atau ibu yang hadir di sini dapat menerapkan serta menularkan pola pengasuhan yang baik secara islami kepada sekelilingnya,” katanya.
Dia mengatakan itu dalam acara Pengajian Parenting Keluarga bersama Ustaz Ridho Febri di Masjid Jamiul Anwar Kelurahan Ganjar Asri, Kecamatan Metro Barat, Selasa (01/08/2023).
Wahdi mengatakan, konsep keluarga diartikan sebagai tempat yang damai, tentram, penuh cinta kasih atau harapan, dan kasih sayang.
“Hal ini bisa menjadi landasan dalam berkeluarga agar senantiasa mendapat keridaan Allah Subhanahu wa ta’ala (SWT) karena Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam (SAW) menunjukkan kepada kita bagaimana menjaga ikatan keluarga dalam Islam,” katanya dalam siaran pers.
Baca juga: Dorong Inovasi dan Penyelesaian Masalah Perkotaan, Pemkot Metro Susun Masterplan Smart City
Kemudian Wahdi mengucapkan terimakasih kepada Ustadz Ridho Febri yang sudah bersedia mengisi kajuan dan para peserta pengajian yang sudah hadir di Masjid Jamiul Anwar.
“Terima kasih kepada ustaz Ridho Febri dan para peserta yang sudah hadir di acara pengajian ini. Harus kita pahami bersama bahwa apabila di dunia ini kita tidak peduli dengan rumah tangga, maka nanti ketika di akhirat kita akan ditanya pertanggungjawabannya,” Kata Wahdi.
Wahdi juga berpesan kepada para peserta untuk mendengarkan ilmu yang disampaikan ustaz Ridho Febri.
“Beliau tentu akan menyampaikan sesuatu yang bermanfaat untuk kita. Jadi mari kita dengarkan dengan baik karena panca indra paling baik yang dikaruniakan Allah dan sudah berfungsi sejak dalam kandungan adalah pendengaran,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Ridho memberikan kuliah tujuh menit (kultum) atau ceramah singkat tentang parenting keluarga berstandar bahagia ala Islam.
Baca juga: Menjelang HUT Ke-78 RI, Pemkot Metro Bagikan Ratusan Bendera Merah Putih kepada Masyarakat
Dia mengatakan konsep Al Qur'an tentang nilai kebahagiaan, khususnya dalam menjalankan rumah tangga, berorientasi pada kebahagiaan akherat dan hati, bukan fisik dan materi.
“Bisa dicontohkan dari pasangan cantik atau ganteng belum tentu bahagia. Namun, punya istri cantik yang taat pada suami dalam perkara yang baik-baik dan menjaga kehormatan suami, itu yang akan melahirkan kebahagiaan dan harmonisasi di dalam rumah tangga,” katanya.
“Bisa juga di perumpamaan punya suami ganteng yang bertanggung jawab atas nafkah halal toyyiban untuk keluarganya dan mampu membimbing istri maupun anak-anaknya itu yang akan menciptakan bahagia,” imbuhnya.
Ridho juga menjelaskan, standar kebahagiaan paling utama dan besar di dunia adalah iman dan takwa kepada Allah.
“Orang beriman itu pasti bahagia karena mempunyai kualitas yang besar, yaitu iman. Jadi kalau kita sudah hidup lama sebagai makhluk sosial kemudian ada masalah dalam hidup dan merasakan kebahagiaan berarti ada yang salah dengan iman kita,” terangnya.
Baca juga: Pemkot Metro Raih Piagam Penghargaan dari Ditjen Pendis Kemenag RI
Dia menyebutkan, ketakwaan adalah berhati-hati dalam menjalani kehidupan yang sebentar, termasuk menjaga keluarga dengan sebaik-baiknya sebagai orangtua maupun pasangan suami istri.