2.816 Hewan Ternak Terpapar Virus PMK di Jawa Barat

Kompas.com - 29/05/2022, 13:31 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat (Jabar), per Kamis (26/5/2022), tercatat sebanyak 2.816 hewan ternak berkuku belah terpapar virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Adapun hewan ternak berkuku belah yang terpapar PMK meliputi sapi potong, sapi perah, domba dan kambing.

Kepala DKPP Jabar Moh Arifin Soedjayana mengatakan bahwa populasi jumlah hewan yang terpapar PMK tersebar di 20 kota dan kabupaten di Jabar. Hewan ternak yang tertular PMK pertama kali ditemukan di Garut pada Sabtu (7/5/2022).

Baca juga: Cegah Penularan Virus PMK, Kemenhub Imbau Pengiriman Ternak via Tol Laut

"Kemudian, merembet ke Tasikmalaya dan Banjar. Kini, menjadi 20 kota kabupaten yang terdiri dari 97 kecamatan dari 627 kecamatan atau 15,47 persen. Totalnya ada 125 desa kelurahan atau 2,09 persen dari 5.957 desa kelurahan di Jabar," ujar Arifin dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (29/5/2022).

Ia menjelaskan, dari 2.816 hewan berkuku belah tersebut telah dilakukan beberapa penanganan, seperti dipotong paksa dan diobati, serta ada yang mati secara alami.

"Tingkat kesembuhannya 6,85 persen atau 193 ekor, sedangkan yang mati 33 ekor atau 2,45 persen," kata Arifin.

Sementara itu, menurut Divisi PKP Pertanian dan Ketahanan Pangan Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jabar Rochadi Tawaf, kematian yang disebabkan PMK memang rendah. Namun, kondisi ini memengaruhi produktivitas sapi, terutama sapi perah.

Baca juga: Ratusan Sapi di Tuban Terinfeksi PMK, Akses Keluar Masuk Hewan Ternak Dibatasi

Sebagai informasi, Jabar merupakan salah satu wilayah produsen susu sapi. Dengan adanya kasus tersebut, secara otomatis akan berpengaruh pada produksi susu sapi.

"Kalau pun sembuh, produksi susunya berkurang jadi 25 persen," ujar Rochadi.

Menurutnya, langkah cepat untuk memotong rantai penularan, yaitu dengan stepping out atau potong paksa. Meski demikian, dibutuhkan waktu selama satu tahun dan biaya yang cukup besar.

Jadi, lanjutnya, harus ada dana tanggap darurat untuk mengganti sapi yang dipotong paksa. Sementara itu, berdasarkan laporan dari daerah bahwa tidak ada penggantian sapi yang membuat mobilisasi ternak sulit dijaga.

Baca juga: Wabah PMK, Dosen UMM Sarankan Hewan Ternak Divaksin Sebelum Idul Adha

Meski sudah ada cek poin untuk hewan ternak, terang Richadi, tetapi ada jalan tikus. Hal ini membuat risiko penularan pun semakin tinggi.

“Kami harap (dari) pemerintah ada biaya dana tanggap darurat untuk ganti stepping out mumpung jumlah sapi yang tertular masih sedikit," kata Rochadi.

Terkini Lainnya
Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

jawa barat
Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

jawa barat
Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

jawa barat
Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

jawa barat
Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

jawa barat
Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

jawa barat
Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

jawa barat
Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

jawa barat
Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

jawa barat
BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

jawa barat
Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

jawa barat
Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

jawa barat
Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

jawa barat
Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

jawa barat
Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

jawa barat
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com