KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil terus berupaya mempersempit kesenjangan pembangunan antara kota dan desa, salah satunya dengan meluncurkan program Desa Digital.
Desa Digital merupakan program yang bertujuan mempercepat dan mempermudah penyebaran teknologi dan informasi di pedesaan.
Salah satu aspek terpenting dari infrastruktur desa digital adalah internet cepat dan teknologi terbaru.
Dewan Eksekutif Tim Akselerasi Pembangunan Gubernur Jabar Juwanda mengatakan, salah satu contoh nyata manfaat teknologi digital dalam mengubah kehidupan dan cara pandang adalah hadirnya startup yang berstatus unicorn di Jabar.
Salah satu perusahaan rintisan yang berfokus di area pedesaan dan berbasis di Jabar adalah eFishery.
Baca juga: Di Era Ridwan Kamil, Transaksi Digitalisasi Pajak Jabar Capai Hampir Rp 700 Miliar pada 2022
"Kalau di dunia startup dulu ada kesan, kalau mau besar, punya duit lebih triliunan itu ke Jakarta. Itu zaman dahulu. Dengan eFishery, orang Bandung, orang Jabar bisa mempunyai bisnis dengan cara digital," ujar Juwanda dalam keterangan persnya, Jumat (28/7/2023).
Dia mengatakan itu dalam Diskusi Galang Aspirasi Politik (Gaspol) bertajuk "Ekonomi Jabar Melesat, Program Ridwan Kamil Sukses Mendarat di Masyarakat" di Grand Hotel Preanger, Kota Bandung, Kamis (27/7/2023).
Juwanda menyebutkan, cikal bakal eFishery bermula pada akhir 2018. Saat itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar bekerja sama dengan sejumlah stakeholder meluncurkan Kampung Perikanan Digital di Desa Puntang, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu.
Kampung Perikanan Digital di Desa Puntang tersebut dilengkapi dengan aplikasi eFishery dan melibatkan Universitas Telkom.
Baca juga: Ridwan Kamil Ajak Anak Muda Berinovasi untuk Penuhi Kebutuhan Pangan 50 Juta Masyarakat Jabar
Dengan aplikasi tersebut, kampung tersebut bisa mengatur sistem pemberian pakan ikan, dengan alat-alat yang dimodali Pemprov Jabar.
"eFishery alhamdulillah sekarang jadi unicron, atau startup yang mendapatkan saldo asing triliunan. Itu pertama di Indonesia yang lokasinya bukan di Jakarta," ucapnya dalam siaran pers, Jumat (28/7/2023).
Pria yang akrab disapa Kang Ajun itu mengaku sangat bangga dengan pencapaian eFishery. Hal itu membuktikan Jabar bisa menjadi pusat teknologi, khususnya di Kota Bandung.
"Kami banyak sekali menyebarkan komputer, alat-alat digital di desa dengan harapan bisa di-training marketplace Tokopedia, Shopee tentang gimana caranya produk mereka bisa dijual di marketplace," tuturnya.
Terkait perkembangan digitalisasi di pedesaan, Juwanda mengakui, teknologi telah melaju pesat di Jabar. Penetrasi penggunaan smartphone sudah lebih dari 70 persen.
Baca juga: Hadapi Ancaman Kekeringan, Dinas Sumber Daya Air Jabar Prioritaskan Antisipasi Gagal Panen
"Sayangnya, ketika kita lihat cek penggunaannya, masih banyak menggunakan smartphone atau internet itu untuk media sosial, entertainment, atau sangat sedikit yang menggunakan untuk hal-hal yang bisa meningkatkan kapasitasnya," katanya.
Persoalan lainnya adalah penetrasi internet masih terkonsentrasi di kota. Oleh karenanya, ide Ridwan Kamil pada program Desa Digital adalah membuat akses internet yang meningkatkan level kesejahteraan masyarakat.
"Bagaimana teknologi bisa mengangkat, menghidupkan masyarakat kita di desa, gimana internet itu bukan hanya bahan penyebaran hoaks, tapi meningkatkan indeks literasi kita," ujarnya.
Lebih lanjut, Juwanda mengatakan, Ridwan Kamil memiliki visi layanan publik, yakni masyarakat ke depan dapat mengakses semua layanan melalui aplikasi Sapawarga sehingga tidak perlu lagi datang ke kantor.
Baca juga: Pemprov Jabar Percepat Penyediaan Feeder LRT Jabodebek
"Kita harusnya melihat pusat pemerintahan atau layanan itu sepi dari antrean karena warganya mengakses semua layanan dari rumah seperti di Estonia," ucapnya.
Dia memaparkan, Estonia pada tahun 1990-an lebih miskin dibandingkan Indonesia. Namun, saat ini pendapatan per kapita Estonia mencapai Rp 600 juta per tahun.
"Kuncinya digitalisasi. Di Estonia, mau ngurus apa pun dari rumah, kalau misalkan ke dokter, enggak perlu kartu rumah sakit. Kita mau ngambil resep obat, diambil pake kartu tanda penduduk (KTP),” katanya.
Selain itu, kata dia, anak yang baru lahir akan langsung mendapatkan KTP, kartu keluarga (KK), akta kelahiran, badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS), dan sudah tahu akan sekolah di mana.
"Ini penting karena dengan teknologi digital bisa menjadi negara maju," imbuhnya.
Juwanda menilai, pembangunan desa pada era Ridwan Kamil berbuah signifikan dan luar biasa.
Baca juga: Kang Emil Komitmen Capai Zero Stunting di Jabar untuk Wujudkan SDM Berkualitas
Tercatat, kondisi strata desa di Jabar pada 2022 sebanyak 1.671 desa berkembang, 2.511 desa maju, dan 1.130 desa mandiri, dan tidak ada lagi desa tertinggal dan desa sangat tertinggal.
"Kriteria itu hasil penilaian Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT)," katanya.
Adapun acara diskusi tersebut digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kelompok Kerja (Pokja) Gedung Sate.