KOMPAS.com - Program Kredit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra) terus membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian.
Hal tersebut dibuktikan dengan kenaikan jumlah debitur atau penerima manfaat sejak digulirkan pada 2018 hingga 2022.
Berdasarkan catatan Bank BJB, jumlah debitur Kredit BJB Mesra pada 2021 mencapai 6.720 orang. Program ini telah menjangkau 520 rumah ibadah dengan kredit yang disalurkan mencapai Rp 25,5 miliar.
Setahun berselang, jumlah debitur Kredit BJB Mesra mengalami peningkatan mencapai 15.096 orang. Adapun kredit yang disalurkan sekitar Rp 66,1 miliar dengan menjangkau lebih dari 1.259 rumah ibadah.
Baca juga: Dinilai Inkonsisten, Aturan Larangan Kampanye di Rumah Ibadah Digugat ke MK
Pemimpin Divisi Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bank BJB Denny Mulyadi mengatakan, program Kredit BJB Mesra hadir dari visi Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, yaitu Jabar Juara Lahir Batin.
Ia mengatakan bahwa orang nomor satu di Jabar tersebut tidak ingin masyarakat hanya juara batin tetapi juga juara secara lahir.
Denny menjelaskan bahwa singkatan dari Mesra awalnya adalah Masjid Sejahtera. Sebab, Gubernur Ridwan Kamil ingin masyarakat tidak hanya ibadah dan berdoa ke masjid, tetapi juga menumbuhkan ekonomi.
"Mesra berubah jadi (singkatan) masyarakat ekonomi sejahtera. Ini gagasan ide yang luar biasa bagaimana memikirkan masyarakat," katanya saat diskusi Galang Aspirasi Politik (Gaspol) di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Kamis (20/7/2023).
Baca juga: Siswa, Yuk Intip Teknologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Menanggapi ide brilian Gubernur Ridwan Kamil, ia mengungkapkan, pihaknya saat itu memberikan respons positif.
Apalagi, kata Denny, pria yang disapa Kang Emil itu notabene adalah pemilik saham melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
"Terlebih kredit ini menyasar para pelaku usaha di lingkungan rumah ibadah. Secara logika, (mereka dapat) beribadah dengan tenang dan khusyuk, ekonomi (tetap) terjamin. Jangan sampai ibadahnya tidak khusyuk karena memikirkan ekonomi," imbuhnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.
Denny menjelaskan, sasaran dari Kredit BJB Mesra adalah jemaah yang tercatat dan sering datang ke rumah ibadah.
Baca juga: Kemenag Akan Desain Ulang 3 Hal untuk Antisipasi Munculnya Persoalan Ibadah Haji Tahun Depan
Tidak hanya untuk jemaah masjid, kata dia, program itu juga menyasar seluruh jemaah gereja, wihara, kelenteng, dan sebagainya.
Lebih lanjut, Denny menuturkan, pengurus rumah ibadah dipilih karena tahu persis kondisi ekonomi para jemaahnya. Dengan demikian, orang-orang yang butuh bantuan bisa diketahui dengan pasti.
"Untuk mendapat sisi permodalan, proses mudah, bunga ringan, kami berusaha sesuai tema hari ini, bagaimana melepaskan jemaah dari bank-bank emok atau pinjaman online (pinjol)," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Usaha Kecil pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar Ucup Yusuf mengatakan, Kredit BJB Mesra hadir karena visi misi futuristis Kang Emil.
Baca juga: Berlanjutnya Tren Fashion Y2K dengan Warna Futuristik
"Jadi urusan dua-duanya harus bagus. Ini non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Bank BJB ada permodalan dari pihak ketiga. Awalnya Rp 5 juta, sekarang (kreditnya) meningkat Rp 10 juta," katanya.
Ucup menjelaskan, Kredit BJB Mesra hadir karena jumlah pengakses perbankan, terutama UMKM, terhitung masih sedikit.
Di samping itu, lebih dari 50 persen UMKM pernah mengakses bank emok maupun pinjol dengan bunga cukup besar.
"Menurut data BPS, UMKM Jabar memiliki kendala permodalan. Sekitar 1 juta lebih pelaku UMKM terjerat rentenir dan terancam jerat kemiskinan," tutur Ucup.
Baca juga: Sisa 1,5 Tahun, Pemerintah Kebut Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
Pada kesempatan yang sama, salah satu pelaku UMKM dari Pangandaran Herni Hernawati mengaku, dirinya mengenal Kredit BJB Mesra ketika pandemi Covid-19 melanda.
Pada masa merebaknya wabah Covid-19, usaha Herni mengalami kemunduran.
"Setelah Covid-19 tidak punya modal, dikasih pinjaman sebesar Rp 5 juta. Usaha kami bangkit lagi sampai sekarang," katanya.
Herni mengatakan bahwa usaha yang dia jalankan saat ini adalah makanan ringan. Dengan usaha ini, ia mengaku, omzet dan laba yang didapat cukup untuk membiayai hidupnya.
"Sudah dua kali dapat pinjaman. Kami dibantu, dibina, dan didampingi oleh BJB," ucapnya.