KOMPAS.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat ( Jabar) Setiawan Wangsaatmaja mengunjungi sekaligus menutup Bazar Ramadhan Difabel Dinas Sosial (Dinsos) Jabar di Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas (PSRPD), Cimahi, Jumat (15/4/2022).
Bazar Ramadhan Difabel adalah salah satu agenda yang digagas Dinsos Jabar sebagai rangkaian kegiatan Ramadhan 1443 Hijriyah (H). Kegiatan yang dilaksanakan mulai Senin (11/4/2022) hingga Kamis (14/4/2022) ini khusus menampilkan hasil karya para penyandang disabilitas.
Pada kesempatan itu, Setiawan mengungkapkan tiga metode dalam memasarkan produk dari karya para penyandang disabilitas di Jabar.
Pertama, kata dia, adalah memperkuat jejaring dari hulu sampai hilir, yakni dari proses produksi hingga pemasaran produk.
Baca juga: Disdik Jabar Ajak Siswa Ikuti Kegiatan Selama Ramadhan 2022
“Jejaring merupakan hal penting. Jejaring untuk mendistribusikan karya para penyandang disabilitas,” ujar Setiawan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/7/2021).
Apalagi, lanjut dia, penyandang disabilitas binaan Dinsos Jabar diketahui memiliki potensi dan prospek baik dalam mengembangkan produk.
Oleh karenanya, Setiawan berharap ada off-taker yang dapat menghubungkan produk penyandang disabilitas ke pasar lebih besar.
"Agar ada yang membeli dan menampung produk. Hal ini terkait dengan pemasaran," imbuhnya.
Lebih lanjut, Setiawan menjelaskan, metode promosi produk penyandang disabilitas kedua adalah memperkuat pemasaran online. Ini karena aktivitas jual-beli secara daring terus mengalami peningkatan.
Baca juga: Gandeng Perusahaan dari Denmark, Pemprov Jabar Rencanakan Pembangunan PLTB di Garut Selatan
Terlebih, sebut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sudah menyediakan platform yang bisa dimanfaatkan penyandang disabilitas, seperti tokodewe.id dan borongdong.id.
"Apabila ada pesanan online, produk bisa segera dikemas, terjamin, terstandardisasi, dan dikirimkan secara tepat waktu," ucap Setiawan.
Dengan metode pemasaran online, ia meyakini, berbagai produk penyandang disabilitas, seperti kerajinan batik, kerajinan tangan, dan craft, bisa dipromosikan dengan baik.
Adapun upaya memasarkan produk penyandang disabilitas adalah mencari dukungan dari forum corporate social responsibility (CSR) Jabar.
"Hal ini harus didorong agar ada teman-teman dari CSR perusahaan berkenan ikut meningkatkan (pemasaran) produk," kata Setiawan.
Selain itu, menurutnya, untuk memulai pemasaran produk, para pihak terkait juga harus dibina. Akan lebih baik jika terdapat pemetaan talenta.
Dengan begitu, mereka yang memiliki minat sama bisa dikelompokkan. Dari kelompok ini akan dipilih satu dan didorong menjadi instruktur terbaik sama seperti konsep training of trainers.
Promosi lebih baik dan kreatif
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Jabar Dwina Roosmini Setiawan mengatakan, ia berupaya mendorong para pihak terkait agar dapat memasarkan produk penyandang disabilitas secara lebih baik dan kreatif.
“Tujuannya, agar produk penyandang disabilitas bisa laku sesuai minat pasar terkini. Untuk itu, perlu ada promosi yang lebih baik lagi, ada khusus bagian marketing. Hal ini termasuk dengan promosi di media sosial (medsos) agar lebih dikenal publik," katanya.
Seperti diketahui, banyak rekomendasi peluang usaha yang cukup prospektif, salah satunya yaitu budi daya tanaman anggrek.
Baca juga: Jabar Dijadikan Pilot Project Sejuta Putri Brilian, Menteri PPPA Ungkap Alasannya
Menurut Dwina, permintaan pasar akan tanaman anggrek cukup besar.
"Pasar anggrek masih sangat diperlukan, kenapa tidak kerja sama dengan teman-teman Dinsos? Halaman luas, matahari banyak sekali di sini. Cocok untuk mengembangkan anggrek, sekaligus pelatihan dan bagaimana pemasarannya," ucapnya.
Tak hanya itu, lanjut Dwina, ada banyak potensi dan fasilitas yang dimiliki Dinsos Jabar.
Oleh karenanya, ia mengimbau kepada pihak terkait untuk mendorong keahlian maupun pengetahuan kepada penyandang disabilitas sesuai dengan perkembangan zaman.
"Saya pikir seiring dengan perkembangan di luar sana, yang selalu ada tantangan. Saya titipkan bahwa kita harus selalu kreatif dalam membekali adik-adik para penyandang disabilitas (dengan kemampuan) yang sesuai zamannya," kata Dwina.